TEMPO.CO, Meulaboh- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh berencana melakukan pengusiran beberapa ekor harimau Sumatera yang masih berkeliaran di jalan Desa Alu Rambot, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, mengatakan, saat ini tim tengah beklerja dengan membawa seorang pawang harimau sumatera dari Meulaboh bernama Syarwani. Pawang ini diyakini memiliki kemampuan spiritual dalam menangani satwa.
"Tim BKSDA sudah turun ke sana untuk melakukan asesment terlebih dahulu. Kemudian baru mengambil tindakan yang tepat. Kami akan upayakan melakukan pengusiran dari dekat kampung," kata Sapto di Meulaboh, Jum'at, 22/9.
Sapto, berkata, apabila kondisi tidak memungkinkan melakukan pengusiran, alternatif lain adalah menangkapnya. "Dan itu adalah alternatif terakhir. Sampai sejauh ini belum ada laporan pernah terjadi konflik satwa harimau dengan warga sekitar."
Menurut Sapto harimau turun ke jalan setapak yang menuju perkebunan sawit di Desa Alu Rambot, itu, karena sedang berlindung dan melindungi anaknya. Sudah jamak bagi harimau yang memiliki anak kecil untk selalu mencari tempat yang lebih aman dari ancaman. Salah satunya, ya, turun ke dekat dengan perkampungan penduduk.
Tiga ekor harimau sumatera dipergoki warga tengah berkeliaran di jalan Desa Alu Rambot, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya. Hewan buas itu menghadang sejumlah kendaraan yang melintas dan kejadian itu terekam oleh kamera dari telepon genggam warga.
"Saya sempat terlihat tiga-empat ekor harimau besar di tengah jalan. Memang mereka menghentikan mobil sehingga tidak berani melanjutkan perjalan mengambil sawit," kata Kamal, salah seorang warga Nagan Raya. Kata dia kalau dihitung dengan anaknya, total ada 10 ekor. Wahir, warga Desa Krueng Alem, Kecamatan Darul Makmur, juga mengaku pernah bertemu dengan kawanan harimau sumatera saat menuju ke area hutan yang saat ini sedang digarap warga setempat.
ANTARA