TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil menyelamatkan seekor anak beruang madu (Helarctos malayanus) yang terjerat di areal pekebunan sawit Desa Bukit Kerikil, Kabupaten Bengkalis. "Di lokasi itu cukup banyak jerat babi yang mengancam keberadaan satwa dilindungi seperti beruang madu," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, di Pekanbaru, Selasa, 18/9.
Haryono menjelaskan operasi penyelamatan satwa berbulu hitam dan bercakar tajam itu memerlukan waktu cukup lama. Karena pada saat bersamaan seekor beruang dewasa yang diduga sebagai induknya menunggui si beruang muda yang terjerat sejak hari Ahad.
Baru pada keesokan harinya beruang dapat diselamatkan dengan melibatkan tim reaksi cepat BBKSDA Riau Resort Duri. Setelah itu beruang madu langsung dilepas liarkan ke habitatnya Desa Bukit Kerikil.
Desa tersebut secara geografis berbatasan langsung dengan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, yang merupakan kawasan konservasi kaya akan flora dan fauna. Salah satunya rumah bagi beruang madu.
Di areal perkebunan kelapa sawit tersebut memang banyak tersebar jerat babi. Setelah upaya penyelamatan beruang madu berhasil, petugas langsung melakukan penyisiran jerat. "Tapi hasilnya nihil. Kejadian seperti ini kerap terjadi, jerat langsung hilang saat petugas datang," kata Suharyono.
Dia meminta masyarakat, baik pemilik lahan atau masyarakat desa agar, tidak memasang jerat di sekitar kawasan konservasi karena berpotensi mencelakai satwa dilindungi.
Beruang madu merupakan satwa dilindungi yang kerap menjadi sasaran perburuan di Provinsi Riau. Dalam beberapa kasus, para pelaku kerap berdalih menjerat babi. Pada awal 2018 BBKSDA Riau dan Polda Riau berhasil mengungkap petani yang membantai sejumlah beruang madu di Kabupaten Indragiri Hilir. Saat itu petugas menetapkan empat orang sebagai tersangka.
ANTARA