TEMPO.CO, Mataram - Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) saat ini tengah mengkaji menyediakan wisata alternatif di kawasan pegunungan selama jalur pendakian ke puncak ditutup. Hal itu dilakukan karena banyak pelaku wisata di kawasan itu mengeluh tak lagi mempunyai pendapatan.
Kepada TNGR Sudiyono Hardjo Puspito mengatakan sudah menggelar rapat untuk mengatasi kevakuman pendakian Rinjani tersebut. “Kevakuman itu itu dirasakan merugikan porter, pemandu wisata, serta pemilik akomodasi di lembah Rinjani,” kata dia di Mataram, Senin, 17/9. Rapat itu dilakukan pada Senin.
Salah satu paket wisata yang dipertimbangkan adalah pendakian medium dan short track. Mnurut Sudiyono, untuk kegiatan ini lokasinya ada di luar jalur pendakian Rinjani. Misalnya bisa diadakan di Kembang Kuning Joben, Titi Batu, Mangku Sakti, Air Berik, dan Gunung Kukus.
Baca juga: Setelah Gempa, Tim Kaji Jalur Evakuasi Anternatif di Gunung Rinjani
Di jalur itu, bukan untuk melihat air terjun tetapi potensi kawasan. “Banyak sekali monyet hitam dan bunga Edelweis di sekitar kawasan,” kata Sudiyono.
Sejak terjadinya gempa bumi Lombok, jalur pendakian ke puncak Gunung Rinjani ditutup demi menjaga keselamatan. Hal ini menyebabkan banyak pelaku wisata kehilangan sumber pendapatn, seperti yang dialami warga di Sembalun Lombok Timur dan Senaru Lombok utara.
Menurut Sudaryono penutupan itu tak bisa dielakkan. “Masih banyak longsoran dan terus terjadi setiap menit,” kata dia. Kondisi tersebut terpantau dari satu diantara empat kamera CCTV yang menglilingi danau Segara Anak.
Menurut Kepala Seksi Wilayah II TNGR Rio Wibawanto, sampai saat ini belum ada yang mampu mendekat ke puncak gunung. Petugas memantau situasi dari kamera CCTV yang sudah terpasang hinga danau Segara Anak dan Sangkareang.
Dari pengamatan lewat CCTV tersebut potensi longsoran masih terjadi jalur pendakian. “Beberapa jalur masih potensi berlongsor, karena ada endatan (ambles) yang belum jatuh,” kayta dia. Situasi itu mengurangi kekuatan tebing. “Setelah terjadinya hujan kelak baru akan selesai mencapai kestabilan.”
Rio menegaskan keselamatan para pelaku wisata dan pendaki Gunung Rinjani harus diutamakan. Saat ini TNGR sedang menata sistem pengamanan agar bisa menyiapkan penyelamatan jika terjadi situasi darurat. “Sistem butuh perbaikan. Harus dipastikan mana yang aman dan berbahaya,” kata dia.
SUPRIYANTO KHAFID (Mataram)