TEMPO.CO, Jakarta - Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Magetan, Jawa Timur, Tentara Nasional Indonesia, dan relawan terus berusaha mengevakuasi 20 pendaki yang diperkirakan masih berada di kawasan puncak Gunung Lawu.
Sesuai data, para pendaki Gunung Lawu itu naik melalui jalur Cemorosewu, Magetan pada hari Minggu, 9/9, lalu atau menjelang pergantian tahun baru Islam yang dalam kalender Jawa dikenal dengan malam Sura. "Mereka terdiri dari 17 orang dari Rembang dan 3 orang dari Boyolali," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra, Kamis, 13 September 2018.
Menurut Fery, ke-20 warga Jawa Tengah itu merupakn sebagian dari 100 pendaki yang dicari tim gabungan sejak hari Minggu lalu. Mereka diminta turun agar tak jatuh korban akibat badai dan potensi kebakaran hutan yang tinggi di Puncak Gunung Lawu.
Baca juga: Hore, Bunga Sakura di Gunung Lawu Mulai Kuncup
Fery menuturkan kebakaran hutan di petak 41 wilayah Jogorogo dan pos 5 di dekat jalur pendakian melalui Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah, yang sempat membahayakan pendaki telah padam. Kala itu, tiga pintu masuk menuju puncak Gunung Lawu, yakni Cemoro Sewu di Magetan, Cemoro Kandang dan Candi Cetho, Karanganyar ditutup.
Juru bicara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu Dan Sekitarnya, Arifin, mengatakan bahwa hingga hari ini jalur pendakian masih ditutup. " Untuk jadwal pembukaan menunggu situasi benar-benar aman," ujar dia.
Penutupan jalur pendakian Gunung Lawu untuk mencegah terulangnya musibah seperti pada bulan Sura 2015. Kala itu, sejumlah pendaki meregang nyawa di sekitar jalur pendakian menjadi korban kebakaran di hutan di lereng Gunung Lawu. "Kami sudah berkoordinasi dan tidak ingin kejadian pada 2015 terulang lagi," kata Arifn kepada Tempo.
NOFIKA DIAN NUGROHO (Magetan)