TEMPO.CO, Jakarta - Keraton Kanoman Cirebon kembali menggelar pembacaan Babad Cirebon atau sejarah berdirinya Cirebon, di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Rabu, 12/9, malam. Tradisi ini dilakukan setiap Tahun Baru Islam sekaligus menjadi daya tarik wisata religi di Kota Wali itu.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menghadiri acara tersebut. "Ini untuk mengingatkan kita akan sejarah lahirnya Cirebon yang merupakan tempat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, hingga dikenal sebagai Kota Wali," kata Uu dalam siaran pers, Kamis, 13/9.
Uu berharap melalui pembacaan Babad Cirebon masyarakat bisa menjaga aset budaya yang dimiliki. "Dengan rutin menggelar acara ini bisa digunakan untuk memupuk generasi muda agar tidak lupa sejarah Cirebon sebagai Kota Budaya dan Kota Keraton," kata Uu.
Pj. Walikota Cirebon Dedi Taufik mengatakan pembacaan Babad Cirebon merupakan rangkaian acara Hari Jadi ke-649 Kota Cirebon. Dedi berharap pembacaan tersebut bisa memberikan motivasi dan dorongan moral bagi masyarakat Kota Cirebon.
Hari Jadi Kota Cirebon ditetapkan berdasarkan tahun Hijriah, yaitu pada 1 Muharam. Ini menjadi pertanda sikap konsisten Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Turut hadir pada acara ini Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin, Pangeran Pati Raja Muhammad Kodiran, serta anggota keluarga Keraton Kanoman lainnya. Pangeran Pati Raja Muhammad Kodiran, mewakili keluarga Keraton Kanoman mengatakan Bangsal Witana merupakan tempat awal mula berdirinya Cirebon. "Acara ini sengaja kami konsep dengan lesahan agar kita bisa mengingat dan sadar bahwa pejabat berasal dari rakyat, maka rakyat dan pejabat sudah sepantasnya duduk bersama," kata dia.
ANTARA