TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Fery Yoga Saputra menyatakan lebih dari 50 orang pendaki hingga Selasa malam belum turun dari kawasan puncak Gunung Lawu.
Menurut Fery, diantara mereka, sebanyak 48 pendaki teregistrasi dari Metesih, Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan satu rombongan lainnya belum diketahui jumlahnya.
Di luar itu ada pendaki yang melakukan ritual terkait 1 Suro (tahun baru dalam penanggalan Jawa) juga belum turun hingga pukul 19.00 semalam. Jumlah mereka mencapai 33 orang.
Diketahui, para pendaki ritual yang naik melalui Cemoro Sewu (Magetan) ini berasal dari Ngawi (7 orang), Sidoarjo (5), Rembang (17), Boyolali (3), dan Semarang (1).Jalur pendakian melewati Cemoro Kandang yang ditutup akibat dampak kebakaran hutan di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, 26 Oktober 2015. Selain pendakian lewat jalur Cemoro Kandang Jawa Tengah, Perhutani juga menutup jalur pendakian melewati Cemoro Sewu, Jawa Timur. Bram Selo Agung/Tempo
Pengelola wisata petualang Gunung Lawu sebenarnya telah menutup seluruh jalur pendakian menuju puncak paska terjadinya kebakaran di kawasan hutan lindung. Si raja merah berkobar di sekitar jalur pendakian Candi Cetho Karangnyar, Jawa Tengah.
Biasanya pada malam 1 Suro memang banyak orang mendaki ke puncak Lawu untuk berbagai tujuan, diantaranya menjalankan ritual tertentu. Petugas mengimbau agar seluruh pendaki yang sudah ada di kawasan puncak maupun dalam perjalanan menuju puncak untuk turun lagi.
Petugas gabungan juga melakukan penjagaan dan pemantauan di jalur pendakian, untuk mencegah pendaki menuju puncak selama jalur ditutup. Tim gabungan, antara lain, terdiri dari Basarnas Pos SAR Trenggalek, Jawa Timur, BPBD Magetan, Polsek Plaosan, Koramil Plaosan. Selain itu juga Polhut, Tagana Magetan, relawan Paguyuban Giri Lawu (PGL), Anak Gunung Lawu (AGL) dan relawan Reco.
ANTARA