Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kaya Pantai Mewah, Berikut 4 Fakta Mengenai Negara Mauritius

Reporter

image-gnews
Kepulauan Mauritius. emirates.com
Kepulauan Mauritius. emirates.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang laga uji coba Tim Nasional Sepak Bola Indonesia melawan Negara Mauritius telah memancing rasa ingin tahu khalayak mengenai negeri itu.

Negara Mauritius memang sempat muncul dalam pemberitaan media di dalam negeri di berbagai kejadian beberapa waktu lalu. Misalnya ketika ada temuan serpihan pesawat di timur pantai dan diduga merupakan bekas pesawat Malaysia Airlines MH 370. Atau ketika pada bulan Juni lalu Negara itu memiliki presiden pertama wanita bernama Amenah Gurib-Fakim.

Baca Juga:

Namun selebihnya, khalayak hanya samar-samar mengetahui Negara Mauritius ini. Berikut 4 fakta mengenai negeri tersebut.

1. Geografis dan Kekayaan

Mauritius adalah negara kepulauan yang terletak di Afrika Barat dan berada di tepi Samudera Hindia. Negara ini dipandang sebagai model stabilitas dan kemakmuran ekonomi di kawasan. Ekonominya sangat tergantung pada ekspor gula, jasa outsourcing, dan keuangan yang kuat.  Mauritius membangun industri pariwisata dengan serius, dan itu membuat mereka memiliki salah satu sumber pendapatan per kapita tertinggi di Afrika.

Baca Juga:

2. Industri Pariwisata

Mauritius mentargetkan pendapatan pariwisata naik 4,8 persen pada 2018 dan terus mencoba memikat lonjakan turis.  Tahun ini diperkirakan pendapatan pariwisata menjadi 61,6 miliar rupee ($ 1,83 miliar) dibanding 58,8 miliar pada 2017. Sedangkan jumlah wisatawan yang datang diharapkan menjadi 1.425.000 orang dibanding 1.360.000 pada 2017. Andalan wisata negeri ini adalah spa dan hamparan pantai-pantainya yang mewah.

3. Pasar Tua di Port Luis.

Bertempat di Jalan Farquhar pasar ini sudah ada sejak 1884. Ini adalah salah satu pusat kesibukan jantung kota Port Luis, ibu kota Mauritus, yang berlangsung sejak pagi hari. Kira-kira pada pukul 08.30 segala kesibukan yang bisa anda bayangkan tercipta di sini. Aneka macam bahasa bisa anda dengar, mulai dari Prancis, Kreol, Cina, dan Hindri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasar menyediakan segala macam rempah-rempah dan sayuran yang anda inginkan. Aroma udara pun akan bercampur antara harum cabe hangus, kari street-hawker, dan mangga yang terlalu matang.

Segala jenis bahan makanan itu diangkut dari perkebunan-perkebunan di perbukitan sekitar pulau. Ada juga yang dibawa dari pelabuhan tak jauh dari pasar. Di sini, nelayan setempat mendaratkan tuna, amberjack, udang galah dan spesies tropis yang aneh berwarna cerah. Mereka  terjaring di antara terumbu karang.

4. Ladang Tebu yang Luas

Pulau bernama Ile de France adalah salah satu tempat paling makmur di Samudra Hindia. Dulunya kawasan ini merupakan hutan purba, lalu disulap menjadi ladang tebu. Lalu si manis inilah yang selama berabad-abad menopang ekonomi negeri itu.

Dengan berdirinya rumah-rumah besar, dan curahan sinar matahari yang melimpah, panorama itu lagsung mengingatkan pada setting film Gone With The Wind yang kondang itu. Hingga saat ini lebih dari 80 persen lahan subur di pulau ini ditutupi ladang tebu. Tanah merah vulkanik membuat pulau ini sempurna untuk menumbuhkan gula tebu.

Dulu, untuk mengolah hasil panen didatangkan puluhan ribu budak dari India dan Cina. Inggris kemudian merebut pulau itu dari Prancis pada 1810, dan menghapus system perbudakan pada 1835.  Para pekerja itulah yang  membawa budaya dan tradisi mereka ke Negara Mauritius.

ANTARA | REUTERS | BBC

Iklan


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada