TEMPO.CO, Banyuwangi - Masyarakat Banyuwangi menggelar Festival Grebeg Suro dalam rangka menyambut datangnya tahun baru 1440 Hijriyah. Festival yang digelar di Pekulo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Senin sore, 10 September 2018 itu berlangsung meriah.
Dalam festival ini 25 tumpeng raksasa diarak dan ribuan masyarakat memadati rute arak-arakan sepanjang tiga kilometer. "Ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Pekulo untuk memperingati 1 Suro atau datang tahun baru hijriyah," terang Ketua Panitia Andre Subandrio saat prosesi pemberangkatan, Senin, 10/9, sore.
Tak sekadar perayaan, Grebeg Suro juga bertujuan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memberikan keselamatan dan keberkahan bagi daerah tersebut. "Leluhur kami mengajarkan demikian untuk membersihkan kampung dari bala, musibah dan marabahaya," ujar Andre.
Menurut Andre awalnya tradisi suroan hanya dilakukan secara individu di rumah masing-masing. Sejak 2012, tradisi itu dibuat serempak satu kampung. Mereka membuat tumpeng dari dua jenis. Ada yang berupa tumpeng nasi kuning atau putih dan ada pula yang berupa tumpeng dari palawija (sayur mayur). "Agar persatuan dan kebersamaan warga kampung semakin kuat."
Untuk tumpeng yang terbuat palawija antinya bakal diperebutkan di ujung arak-arakan. Masyarakat Pekulo meyakini, jika mendapatkan bagian dari tumpeng tersebut, bakal mendapatkan keberuntungan satu tahun ke depan.
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko yang membuka acara tersebut mengapresiasi grebeg suro yang setiap tahunnya semakin meningkat. "Kami berharap tahun depan makin meriah dan luas pelaksanaannya," kata dia.
Yusuf berharap segenap masyarakat tidak sekadar melestarikan tradisi leluhur tersebut. Namun, juga kembali mengingat nasehat-nasehat para leluhur. "Ada banyak nasehat dari para leluhur kita, yang harus tetap kita pelajari dan kita amalkan dalam kehidupan kita."
Salah satu nasehat tersebut, adalah urip iku urup, yang secara bahasa artinya orang hidup harus menyala. "Maksudnya, dalam kehidupan ini, kita harus menjadi pribadi yang menyala alias bermanfaat. Tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi masyarakat luas,"kata Yusuf.
DAVID PRIYASIDHARTA (Banyuwangi)