Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Sebab Malam Sura Mangkunegaran dan Kasunanan Selisih Sehari

image-gnews
Para abdi dalem Pura Mangkunegaran melakukan kirab peringatatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Jumat malam, 24 Oktober 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
Para abdi dalem Pura Mangkunegaran melakukan kirab peringatatan malam 1 Sura di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Jumat malam, 24 Oktober 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pura Mangkunegaran Solo menggelar kirab untuk menyambut datangnya Tahun Baru Jawa atau yang sering disebut Malam Sura, Senin malam 10 September 2018. Sedangkan Keraton Kasunanan baru akan menggelarnya pada Selasa malam.

Perbedaan waktu pelaksanaan kirab Malam Sura terjadi lantaran perbedaan kalender yang digunakan kedua pewaris Mataram Islam itu. "Kami memilih menggelar acara sesuai kalender resmi pemerintah," kata panitia Kirab Malam Sura Mangkunegaran, Joko Pramudyo, Senin, 10/9.

Sebenarnya, Mangkunegaran juga memiliki penanggalan sendiri yang mengacu pada penanggalan Sultan Agung. Dalam penanggalan itu, malam Sura memang selisih satu hari dengan Tahun Baru Muharram sesuai penanggalan pemerintah.Kawanan Kerbau `Bule` keturunan Kerbau Pusaka Keraton Kyai Slamet dipersiapkan mengikuti kirab peringatan 1 Suro di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah, 21 September 2017. Berdasarkan perhitungan setempat, Keraton Surakarta Hadiningrat memperingati malam Tahun Baru Jawa satu Muharram atau Suro sehari lebih lambat daripada keraton-keraton eks-Kesultanan Mataram Islam lainnya. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Menurut Joko, ada beberapa alasan yang membuat Mangkunegaran menggunakan kalender ini. Salah satunya, Mangkunegaran merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga memilih menggunakan penanggalan resmi pemerintah.

Selain itu, dia khawatir banyak masyarakat yang kecele jika pihaknya tetap menggelar kirab sesuai kalender Sultan Agung. "Masyarakat tahunya malam tahun baru jatuh pada Senin malam," katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan Keraton Kasunanan Surakarta tetap memilih melaksanakan acara itu sesuai kalender Sultan Agung. "Berbedaan kalender hal yang lumrah, biasanya hanya selisih sehari," kata salah satu kerabat keraton, KGPH Dipokusumo.

Menurutnya, penanggalan Sultan Agung memang berbeda dengan kalender masehi maupun hijriyah. "Sultan Agung menggabungkan penanggalan Saka dengan Hijriyah," katanya menjelaskan. Meski terkadang terjadi selisih, pihaknya tetap mempertahankan penggunaan kalender Sultan Agung sebagai bentuk pelestarian budaya.

AHMAD RAFIQ (Surakarta)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sego Gurih, Pelengkap Ritual Malam Sura di Keraton Yogyakarta

12 September 2018

Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti tradisi Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, 22 September 2017. Dalam tradisi menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal/1439 H itu para abdi dalem bersama ribuan warga melakukan ritual mengitari Beteng Keraton Yogyakarta sambil tapa bisu atau berjalan tanpa bicara sebagai salah satu bentuk refleksi diri. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Sego Gurih, Pelengkap Ritual Malam Sura di Keraton Yogyakarta

Makan bersama dengan menu nasi gurih (sego gurih) pada malam Sura tak pernah ketinggalan di Keraton Yogyakarta.


Kebo Bule jadi Cucuk Lampah Kirab Malam Sura Keraton Surakarta

12 September 2018

Sejumlah pusaka milik Keraton Kasunan Surakarta yang berupa kerbau keturunan Kyai Slamet menjadi cucuk lampah saat Kirab 1 Sura di Solo, Minggu (27/11) dini hari. TEMPO/Andry Prasetyo
Kebo Bule jadi Cucuk Lampah Kirab Malam Sura Keraton Surakarta

ujuh ekor kerbau albino atau kebo bule diikutkan dalam kirab malam Sura yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta


2 Putri Sultan HB X akan Lepas Laku Mubeng Beteng di Malam Sura

10 September 2018

Putri Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi (kedua kanan) melepas abdi dalem saat tradisi Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, 22 September 2017. Dalam tradisi menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal/1439 H itu para abdi dalem bersama ribuan warga melakukan ritual mengitari Beteng Keraton Yogyakarta sambil tapa bisu atau berjalan tanpa bicara sebagai salah satu bentuk refleksi diri. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
2 Putri Sultan HB X akan Lepas Laku Mubeng Beteng di Malam Sura

Lampah Budaya Mubeng Beteng menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Surya 1952 Be atau malam sura di Keretaon Yogyakarta dilakuka Selasa 11/9


Malam Sura, Kirab Pura Mangkunegara Dilakukan dengan Tapa Bisu

10 September 2018

Abdi keraton membawa pusaka saat mengikuti upacara ritual Kirab Pusaka dan Tapa Bisu di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, 20 September 2017. Tradisi menyambut satu Muharram atau tahun baru Jawa satu Suro tersebut sebagai wujud perenungan dan syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan kesejahteraan masyarakat. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Malam Sura, Kirab Pura Mangkunegara Dilakukan dengan Tapa Bisu

Pura Mangkunegaran Solo akan menggelar kirab untuk menyambut datangnya Tahun Baru Jawa atau yang sering disebut Malam Sura, Senin malam


Malam Sura, Semua Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup

10 September 2018

Pendaki melintas di jalur pendakian Gunung Lawu, Jawa Tengah, 13 Oktober 2015. 30 hektar lahan hutan Gunung Lawu di Petak 63 N dan 63 S, Kabupaten Karanganyar habis terbakar. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Malam Sura, Semua Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup

Malam Sura, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu dan Sekitarnya (KPH Lawu Ds) menutup jalur pendakian Gunung Lawu agar tak jatuh korban.


Cara 3 Daerah Menyambut Datangnya Malam Sura

10 September 2018

Abdi dalem membawa pusaka keraton saat mengikuti kirab peringatan 1 Suro di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah, 21 September 2017. Berdasarkan perhitungan setempat, Keraton Surakarta Hadiningrat memperingati malam Tahun Baru Jawa satu Muharram atau Suro sehari lebih lambat daripada keraton-keraton eks-Kesultanan Mataram Islam lainnya. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Cara 3 Daerah Menyambut Datangnya Malam Sura

Beragam cara daerah-daerah di Indonesia menandai datangnya 1 Muharram atau malam Sura dalam penanggalan Jawa


Libur Tahun Baru Islam, 1 Muharam, dan Tradisi Malam 1 Sura

10 September 2018

Masyarakat bersiap merebut tumpeng dan gunungan hasil bumi di Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Oktober 2015. Menyambut 1 Suro (1 Muharam 1437 hijriah) masyarakat melakukan tradisi tahunan Grebeg Tumpeng Suro yang bertujuan untuk mengucap rasa syukur atas rejeki yang berlimpah. ANTARA FOTO
Libur Tahun Baru Islam, 1 Muharam, dan Tradisi Malam 1 Sura

Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah jatuh pada Selasa, 11 September 2018. Muslim diberbagai tempat merayakan kegiatan seperti karnaval.


Tujuh Kerbau Bule akan Ikut Kirab Malam Sura Keraton Surakarta

8 September 2018

Pawang abdi dalem kraton Kasunanan Surakarta mengeluarkan kerbau bule dari kandangnya usai memandikan dan memberi makan kerbau keturunan Kyai Slamet untuk gladi bersih kirab Malam Satu Sura di Alun-alun Selatan, Surakarta, 12 Oktober 2015. Bram Selo Agung/Tempo
Tujuh Kerbau Bule akan Ikut Kirab Malam Sura Keraton Surakarta

Keraton Kasunanan Surakarta akan menggelar kirab pusaka dalam rangka menyambut Tahun Baru Jawa atau yang juga dikenal sebagai Malam Sura.