TEMPO.CO, Bukittingi - Wali Kota Bukittinggi M Ramlan Nurmatias mengatakan pembangunan pusat pertokoan Pasar Atas kota itu dilakukan dengan tetap mengangkat kearifan lokal. Pertimbangannya adalah karena sebelum ini Pasar Atas menjadi tujuan wisata belanja wisatawan.
Pasar Atas Bukittinggi terbakar pada 30 Oktober 2017 dan menyebabkan lebih dari 800 kios pedagang musnah. Bangunan pasar dinyatakan tidak layak lagi digunakan sehingga dirobohkan pada April 2018. Mulai bulan September tahun ini, Pasar Atas kembali dibangun.
"Biayanya dari APBN sebesar Rp292 miliar dan masa kerja 1,5 tahun," kata Ramlan, di Bukittinggi, Kamis, 6/9. Meski dilaksanakan pemerintah pusat, ia mengatakan bentuk bangunan pertokoan tetap mengangkat konsep kearifan lokal.
Nantinya pusat pertokoan Pasar Atas akan terdiri dari 843 toko dan didukung sarana parkir untuk kendaraan roda empat.
Pembangunan kembali Pasar Atas diselaraskan dengan area taman dan pejalan kaki objek wisata Jam Gadang--yang kini sedang dalam tahap pembenahan. Dari pembangunan dan pembenahan dua objek itu akan tersedia area parkir untuk 323 kendaraan roda empat.
Ramlan berharap peletakan batu pertama bisa dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. "Untuk harapan ini kami sudah sampaikan dan masih menunggu jawaban karena kesibukan Kepala Negara."
Saat ini, untuk menampung para pedagang Pasar Atas Bukittinggi, pemerintah daerah setempat menyediakan kios di area depan Masjid Raya dan Pasar Wisata Pasar Putiah untuk berjualan.
ANTARA