TEMPO.CO, Sampit - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diimbau tetap waspada pada meningkatnya gangguan satwa liar yang merambah ke kebun warga. Satwa liar yang biasa datang itu adalah beruang madu dan orangutan.
"Kami meminta masyarakat melaporkan dan mengawasi apabila satwa liar itu kembali lagi. Jangan menangkap dan menyakiti atau melukai mereka," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah, Muriansyah di Sampit, Rabu, 5/9.
Disebutkan orangutan dan beruang madu yang muncul itu tidak hanya satu ekor, tetapi bisa sampai tiga ekor. Mereka masuk ke kebun warga memakan sayur serta buah-buahan. Kemunculan satwa dilindungi itu membuat warga takut karena hewan itu bisa menyerang.
Baca juga: Turis Penunggang Yacht Akan Melihat Orangutan di Kalimantan
Selama Juni dan Juli 2018 tercatat ada beberapa laporan soal kemunculan orang utan dan beruang madu itu. Selanjutnya pada Agustus 2018 masuk tiga laporan serupa.Beruang Madu. TEMPO/ Arie Basuki
Laporan tersebut berasal dari warga Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kotabesi dan Cempaga.
Kesadaran warga untuk menjaga kelangsungan satwa dilindungi tampaknya meningkat. Terbukti mereka memilih melaporkannya ke BKSDA ketimbang memburu atau membunuhnya.
"Saat kami tiba di lokasi untuk melakukan pengecekan, satwa-satwa liar itu sudah tidak ada. Kesempatan itu juga selalu kami memanfaatkan untuk memberikan pengarahan kepada pemilik kebun warga warga yang dijumpai agar tidak membunuh satwa liar yang ditemukan," kata Muriansyah.
Satwa liar tersebut masuk ke kebun dan permukiman warga karena diduga habitat mereka rusak sehingga makin sulit mendapat makanan. Selain itu juga ada factor maraknya kebakaran lahan.
Indikasinya, laporan gangguan adanya orangutan dan beruang madu itu kebanyakan dari daerah yang tidak jauh dari lokasi kebakaran lahan.
ANTARA