TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (Inapgoc) akan mengirabkan obor sebagai rangkaian pesta olahraga difabel terbesar se-Asia itu. Rencananya, obor akan dikirab di delapan kota.
Api untuk obor Asian Para Games 2018 akan diambil dari sumber api abadi di Mrapen, Grobogan. Selanjutnya, api akan disimpan di lentera dan dikirab di Solo. Pada puncak acara Hari Olahraga Nasional di Ternate, api baru akan dinyalakan di obor.
Obor yang digunakan untuk menyalakan api dan dikirab itu menggunakan desain khusus. Warnanya kuning keemasan dengan berat 1,9 kilogram. “Sewarna dengan lentera yang digunakan menyimpan api Mrapen,” kata Ageng Nugroho, Divisi Seremoni Inapgoc, Selasa malam 4 September 2018.
Sebagian dari obor itu berornamen motif batik tradisional. “Motifnya batik parang,” katanya. Hiasan itu untuk menunjukkan kekayaan seni dan budaya yang hidup di Indonesia.
Bagian depan obor juga berhias dengan logo Asian Para Games 2018. Di belakangnya terdapat semacam kunci yang digunakan untuk mengatur nyala api.
Di bagian agak bawah, terdapat ornamen lain berupa gambar tiga cincin. Cincin itu merupakan simbol dari Sitius, Altinus dan Fortius. “Artinya adalah lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat,” katanya.
Di bagian bawah juga terdapat tulisan Asian Para Games 2018. Tulisan itu dibuat dalam huruf braille. “Untuk menunjukkan bahwa even ini untuk atlet difabel,” katanya.
Obor Asian Para Games 2018 tersebut akan dikirab ke beberapa kota sebelum dibawa ke Jakarta. Kota-kota itu adalah Ternate, Makassar, Bali, Pontianak, Medan hingga Pangkal Pinang.