TEMPO.CO, Jakarta - Sail Moyo Tambora yang akan digelar pada 9 September 2018 di Labuan Badas, Sumbawa Besar, diharapkan bisa menjadi momen kebangkitan Nusa Tenggara Barat setelah diguncang serangkaian gempa bumi.
''Ini momentum untuk bangkit kembali,'' kata Sekretaris Direktur Jenderal Pehubungan Laut Arif Toha Tjahjagama, di Mataram, Rabu, 29/8. Penanggung jawab kegiatan Sail Moyo Tambora adalah Kementerian Perhubungan.
Adapun Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (Dispar NTB) siap menyelenggarakan Sail Moyo Tambora itu sebagai bagian dari Sail Wonderful Indonesia. Pada Rabu telah dilakukan rapat koordinais antara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pariwisata, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) serta Pemerintah Provinsi NTB, Rabu 29 Agustus 2018 siang.
Seperti diketahui, rangkaian gempa bumi terjadi di Lombok sejak 29 Juli 2018 dengan maginitudo 6,4. Kemudian pada 5 Agustus 2018 dengan magnitudo 6,9, lalu 9 Agustus 2018 (6,2) dan kemudian 19 Agustus (6,9). Rangkaian lindu itu menyebabkan lebih 500 orang tewas dan 17 ribu bangunan luluh-lantak.
Kepala Dispar NTB Lalu Moh Faozal menjelaskan penyelenggaraan Sail Moyo Tamboran 2018 sudah disiapkan selama tiga tahun terakhir. “Ini bukan untuk hura-hura. 'Ini adalah keperluan recovery dan empati terhadap korban,'' kata dia.
Sail Moyo Tambora rcncananya dihadiri Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, aka nada 100an kapal yacht peserta Sail Wonderful Indonesia tiba di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, 4 September 2018.
SUPRIYANTHO KHAFID (Mataram)