TEMPO.CO, Jakarta - Pelancong yang mengunjungi Thailand akan akrab dengan sajian kuliner phad thai. Phad thai dijual di mana pun. Mulai mal, pinggir jalan alias kaki lima, hingga pasar-pasar tradisional.
Tempo menyambangi Bangkok, salah satu kota tersibuk di Thailand, sekaligus ibu kota negara itu, pada 12 Agustus lalu, dan menjumpai phad thai dijajakan sepanjang hari. Penduduk setempat lazim mengkonsumsi phad thai untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam. Memang, masyarakat Thailand mengenal phad thai sebagai makanan sehai-hari.
Salah satu lokasi yang jamak menjajakan phad thai adalah kios-kios makanan tradisional Thailand di pusat perbelanjaan Mah Boon Krong (MBK). Lokasinya di Phayathai Road, Pathum Wan, Khet Pathum Wan, Bangkok.
Phad thai disajikan dalam piring lonjong dengan ukuran besar. Bagi orang Indonesia pada umumnya, porsi ini bisa untuk dua orang. Sekilas, phad thai mirip kwetiau. Komplemen utamanya berupa mi yang dicetak pipih.
Warna mi pada phad thai itu bening seperti kwetiau. Dalam sajian masakannya, phad thai ditaburi oleh kucai, tauge, acar lobak, dan kacang mentah. Aromanya segar tak seperti olahan yang sudah masak lantaran digoreng.
Bagi para vegetrian, phad thai disajikan polos tanpa tambahan apa pun. Sedangkan buat para penyuka daging, makanan ini jamak ditambahkan udang. Udang Thailand terasa segar dan ukuran pada umumnya lebih besar daripada udang-udang laut di Indonesia.