TEMPO.CO, Jakarta – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menjadi titik cerah bagi dinas pariwisata setempat dan seluruh pelaku industri wisata pasca-gempa bertubi-tubi mengguncang wilayah itu sepanjang akhir Juli hingga Agustus 2018. Destinasi yang tergolong 10 Bali Baru tersebut tidak terdampak bencana seperti dua saudara kandungnya: Gunung Rinjani dan Gili Trawangan.
“Mandalika aman dan siap menjadi destinasi prioritas pemasaran selama masa recovery Lombok,” kata Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Fauzan Zakaria saat ditemui di Senayan, Jakarta, Minggu malam, 19 Agustus 2018.
Saat gempa terjadi berturut-turut mulai akhir Juli hingga Minggu malam, 19 Agustus, kawasan Mandalika menjadi destinasi yang paling minim terdampak gempa. Beberapa wisatawan asing (wisman) yang masih bertahan di Lombok terpantau mendiami hotel dan penginapan di kawasan itu.
Sambil menata Gili Trawangan dan Gunung Rinjani yang cukup terkena imbas bencana, Fauzan mengatakan siap mempromosikan Mandalika lebih gencar. “Apalagi Mandalika menjadi destinasi prioritas pemasaran Kementerian Pariwisata,” ujarnya.
Baca Juga:
Pulihkan Pariwisata, Hotel-hotel di Lombok Terapkan Hot Deals
Mandalika memiliki jajaran pantai yang kerap membuat turis berdecak. Pemandangannya yang masih asri dengan pasir putih dan laut jernih, yang membentang mulai Pantai Kuta hingga Tanjung Aan diklaim akan berkontribusi meningkatkan persentase pertumbuhan wisatawan di tengah menurunnya jumlah turis masuk akibat gempa.
Kawasan wisata Mandalika siap menjadi destinasi utama promosi lantaran beberapa faktor. Selain karena jauh dari titik gempa, waktu tempuhnya tak terlalu lama dari Bandara Internasional Lombok. Memang, Mandalika merupakan destinasi yang paling terjangkau dari bandara. Bila ditempuh menggunakan mobil atau motor, pelancong hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Akomodasi pun berkembang pesat di kantong-kantong permukiman di kawasan Mandalika. Jumlah homestay tumbuh signifikan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Hadi Faishal mengatakan di Lombok kini terdapat 763 hotel. Sebagian besar di antaranya terdapat di kawasan Mandalika.
Baca Juga:
Gempa Lombok, Menteri Pariwisata Aktifkan Tourism Crisis Center
Di wilayah KEK itu juga sedang dibangun hotel bintang lima, yakni Pullman, yang siap beroperasi pada 2019. Sebanyak 250 kamar disiapkan untuk pembangunan tahap pertama. Bahkan, PHRI mengklaim nilai investasi Mandalika lebih tinggi daripada Nusa Dua yang berada di Bali. “Karena kawasannya lebih luas,” kata dia ketika ditemui pada waktu yang sama.
Saat ini, BPPD bersama PHRI tengah merancang penambahan beragam agenda nasional guna memulihkan kondisi pariwisata di Lombok. Adapun venue untuk agenda nasional itu diharapkan salah satunya dilakukan di Mandalika. Meski demikian, BPPD tak lena untuk mem-branding kembali kawasan gili-gili dan Gunung Rinjani pasca-bencana.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA