TEMPO.CO, Jakarta - Angka wisatawan muslim berkunjung ke Taiwan makin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terjadi setelah negara itu mencetuskan wisata halal untuk beberapa daerahnya. Data tourism board setempat mencatat, pada 2017, wisman muslim masuk Taiwan tumbuh 30 persen dari tahun sebelumnya. Sebagian besar wisatawan itu berasal dari Indonesia.
Banyaknya wisatawan yang melancong dari Indonesia membuat sejumlah maskapai tak ragu membuka rute penerbangan langsung dari beberapa kota di Tanah Air menuju Taiwan. General Manager of China Airlines in Indonesia Kenny Lyu mencatat, jumlah penumpang maskapainya terus bertumbuh. Pertumbuhan terbesar terjadi pada periode semester 1 tahun ini.
“Sampai bulan ketujuh tahun ini, penumpang tercatat 250 ribu,” katanya saat ditemui dalam acara Taiwan Excellence Happy Run yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu pagi, 19 Agustus 2018. Padahal, pada 2017, selama setahun, penumpang China Airlines hanya tercatat 220-230 ribu. “Itu artinya terjadi pertambahan 20-30 ribu penumpang. Jumlah ini akan terus naik sampai akhir tahun.”
Lyu memproyeksikan, hingga Desember nanti, penumpang China Airlines dari Indonesia akan mengalami peningkatan 10 persen. Apalagi departemen pariwisata setempat akan menggelar agenda untuk turis yang khusus dan baru pada September nanti. Acara ini disinyalir akan makin mendobrak kunjungan wisatawan masuk ke Taiwan dari Indonesia.
Saat ini, China Airlines memiliki sejumlah jadwal penerbangan langsung dari Indonesia ke Taiwan. Di antaranya ialah penerbangan dari Jakarta ke Taipei, Jakarta ke Ko Sung, dan Bali ke Taipei. Selain itu, tersedia penerbangan Surabaya ke Taipei dengan lebih dulu transit di Singapura.
Maskapai penerbangan China Airlines yang mengantarkan wisatawan Indonesia menuju Taiwan ini dilakukan menggunakan Airbus 350. Adapun penerbangannya bersifat terjadwal setiap hari alias schedule flight, bukan chartered flight.
Meski diminati, pihak maskapai China Airlines di Indonesia belum berencana menambah jadwal penerbangan mereka. Begitu juga untuk rute baru. “Kami masih mengkaji. Kalau ternyata frekuensi penumpangnya makin rumbuh, kami akan buka jalur flight yang baru,” ujar Lyu. Lyu berharap, penambahan jadwal maupun rute penerbangan terjadi pada 2019, seiring dengan makin eratnya hubungan kedua negara.