TEMPO.CO, Denpasar- BMKG Denpasar mengimbau wisatawan mancanegara dan domestik untuk tidak terlalu mencemaskan gempa susulan yang terjadi di Lombok. “Karena gempa yang terjadi di Lombok tidak terlalu membawa pengaruh bagi Bali," kata petugas BMKG Denpasar, Melki Adi Kurniawan, di Denpasar, Jumat, 11/8.
Gempa di Lombok terjadi sejak 29 Juli 2018 dan hingga kini masih terjadi gempa susulan. Melkii menuturkan pascagempa pada 29 Juli BMKD Denpasar terus melakukan pemantaua. Dari data hasil monitoring memang kegempaan susulan semakin sering terjadi, “Namun kekuatannya cenderung menurun," kata dia.
Melki Adi Kurniawan mengatakan berdasarkan pemantauan BMKG Denpasar kegempaan susulan memang semakin meningkat, namun dampaknya tidak besar seperti yang terjadi pada beberapa hari lalu.
“Karena itu, kami mengimbau wisatawan yang berlibur ke Bali dan seluruh warga setempat untuk tidak perlu terlalu cemas,” kata dia.
Menurut Melki kondisi di Pulau Bali tidak terpengaruh gempa susulan di Lombok, karena kondisi Pulau Dewata sendiri sampai sekarang masih aman. Namun, dalam kondisi aman ini, BMKG Denpasar juga mengimbau kepada warga Bali dan wisatawan agar selalu tetap waspada.
Dampak gempa Lombok yang mencapai kekuatan 7.0 SR beberapa waktu lalumenyebabkan 42.239 rumah dan 458 sekolah rusak. Gempa juga menyebabkan 1.447 orang terluka berat dan 165.003 orang mengungsi.
Pemerintah menetapkan masa tanggap darurat gempa di Nusa Tenggara Barat berlangsung sampai 11 Agustus.