Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Anak Gimbal Dieng dan Peristiwa Mistis yang Tak Logis

image-gnews
Ritual pemotongan rambut anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2018 di Kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Minggu, 5 Agustus. Tempo/Francisca Christy Rosana
Ritual pemotongan rambut anak gimbal dalam Dieng Culture Festival 2018 di Kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Minggu, 5 Agustus. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Banjarnegara - Alisha Rachel Maahira, 8 tahun, tampak seperti anak-anak biasa. Ia bermain dengan teman sebaya di kampungnya, Jojogan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Lakunya lincah, senyumnya selalu mengembang. Ia juga malu-malu bila bertemu orang baru yang berdatangan ke Dieng. 

“Saya enggak menyangka dulu dia anak gimbal. Rasanya tidak logis,” kata ayahnya, Habib, Sabtu lalu, 4 Agustus 2018. Habib adalah kawan karib dari rekan perjalanan saya ke Dieng, Fatkhurrohim. Kami menumpang tinggal di rumahnya selama mengikuti Dieng Culture Festival 2018, 3 hingga 5 Agustus lalu.

Ia mengisahkan sosok putrinya yang dianggap sebagai “anak istimewa” oleh para warga di permukiman penduduk di lereng negeri atas awan itu. Memang, anak gimbal bukan fenomena baru di Dieng. Keberadaannya telah eksis ratusan tahun lalu.

Kepercayaan ini muncul dan berkembang di kalangan masyarakat: bahwa anak gimbal adalah titisan Kyai Kolo Dete. Kyai Kolo Dete dianggap sesepuh. Ia dulunya punggawa pada masa Kerajaan Mataram Islam. Kyai Kolo Dete hidup pada abad ke-14.

Anak gimbal, menurut titah Kyai Kolo Dete, adalah tolok ukur kesejahteraan. Bila muncul anak gimbal, Dieng sejahtera. Maka itu, para anak berambut gembel ini dianggap luar biasa.

Seperti anak-anak gimbal lainnya, Rachel memiliki stori dan histori yang tak biasa. Bahkan, tidak dapat terterima oleh nalar tatkala gimbal itu muncul. Habib mengenang, Rachel mulai memiliki rambut gimbal pada usia 3 tahun. “Dulu saya enggak percaya dengan mitos gimbal, tapi ketika Rachel umur 3 tahun, saya dipaksa percaya,” katanya.

Sebelum rambutnya yang lurus berubah menggumpal, gadis kecil ini sakit panas hampir dua pekan. Ia tak kunjung sembuh sampai dibawa ke tiga dokter. Habib dan istrinya, Barokah, hampir putus asa.

Baca Juga: 

11 Permintaan Tak Biasa Anak Gimbal dalam Dieng Culture Festival 

Wisatawan Belanda yang Penasaran dengan Anak Rambut Gimbal Dieng

Sesepuh di kampungnya menyarankan supaya Habib menggelar kenduri. Barang tentu anaknya adalah calon anak gimbal, kata si sesepuh waktu itu. Habib tak lantas percaya. Namun ia tak ragu mencoba. Suatu hari, ia pun menggelar selamatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Benar saja, pagi hari setelah kenduri berlangsung, rambut Rachel berubah gimbal. Namun, hanya satu ulir. Uliran gimbal lainnya muncul bertahap. Sebelum gimbal itu muncul hingga memenuhi seluruh rambut, Rachel selalu sakit panas. Selama menjadi gimbal, Habib menandai ada perubahan perilaku pada anaknya. Ia menjadi lebih proaktif. Suasana hatinya juga tak dapat ditebak. “Nakal, tapi punya kemampuan di atas rata-rata anak seusianya,” ucapnya.

Sewaktu-waktu, gimbal Rachel akan berdiri selama tiga hari. Ia menyamakannya bak rambut petruk. Ada banyak pikiran logis yang tertampik oleh kenyataan yang dihadapi kala itu. “Ketika rambutnya berdiri, berarti dia sedang kumat. Dia menjadi lebih nakal dan manja. Permintaannya juga harus dituruti,” tutur Habib, mengenang.

Adabnya, anak gimbal harus diruwat dan diritualkan bila rambutnya akan dipotong. Itu pun kalau si anak sudah memintanya. Kala itu, Rachel meminta potong saat usianya 6 tahun. Itu berarti, ia merasakan punya rambut gimbal selama 3 tahun.

Alisha Rachel Maahira, mantan anak gimbal yang kini rambutnya sudah lurus bersama fotonya dengan burung merak saat masih berambut gimbal. Foto ini adalah syarat sebelum ia memotong rambut. Tempo/Francisca Christy Rosana

Sebelum ruwatan potong rambut gimbal dilaksanakan, Rachel punya permintaan. Konon permintaan ini kudu dituruti, meski tak masuk akal. “Anak itu minta foto dengan burung merak yang sayapnya merentang,” kata Habib. Habib pun mendatangi tiga kebun binatang.

“Saya hampir putus asa. Tapi tiba-tiba, di barisan merak terakhir di kebun binatang ketiga, ada seekor burung yang menghampiri anak saya. Sayapnya langsung terbuka,” katanya.  Momentum kala itu rasanya diliput banyak hal magis.

Rachel menggelar ritual potong rambut gimbal di rumahnya pada 2016 . Pemotongnya adalah sesepuh kampung itu, Hartati. Konon, Hartati adalah keturunan kejawen. Eyang kakung Hartati penyimpan wayang yang terbuat dari kulit manusia. Hartati juga merupakan pengasuh Rachel sejak ia bayi.

Setelah diruwat, Rachel berubah menjadi anak biasa. Rambutnya lurus. Perilakunya tak ganjil. Namun, kepercayaan bahwa ia adalah titisan Kyai Kolo Dete tak boleh luntur. Keberadaannya berhasil memahamkan orang-orang terdekatnya bahwa budaya, ritus, dan ritual itu masih sangat hidup dan butuh dihidupi.

“Ayo kak, kita main. Nanti aku cium,” kata Rachel. Senyumnya malu-malu. Pipinya merona karena tersapu hawa dingin 11 derajat Celcius yang menyelimuti Dieng.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

9 November 2023

Peserta membentangkan Bendera Merah Putih saat peringatan Hari Kesaktian Pancasila di kompleks Candi Arjuna dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng, Jumat 1 Oktober 2021. Ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat diantaranya Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Kebudaayan Riset dan Teknologi, Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia, serta pelestari adat dan budaya membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.000 meter sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

Dari makanan hingga kerajinan tangan, nilah 12 oleh oleh khas Dieng Wonosobo yang banyak diburu oleh wisatawan.


15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

9 November 2023

Sejumlah pengunjung menikmati keindahan peninggalan sejarah candi Arjuna bercorak Hindu aliran Syiwa, bangunan keagamaan tertua di Jawa berdasarkan prasasti bertuliskan Jawa Kuno menunjukkan tahun 808 M, di Kompleks Candi pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Para ahli Arkeologi memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8 dan tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M terdiri dari 8 bangunan candi, atas perintah Raja-raja Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Kalingga (594-782 Masehi). Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris yang sedang berwisata di kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1814. TEMPO/Imam Sukamto
15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

Dari Telaga Menjer hingga Wisata Alam Patean Tambi, inilah 15 tempat wisata hits di Dieng yang bisa dikunjungi beserta harga tiket masuknya.


Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

26 Oktober 2023

Forum dialog gerakan Siap Sadar Lingkungan di Komplek Candi Prambanan, Rabu petang (25/10/2023). Dok.istimewa
Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

Kondisi lingkungan dan alam, seperti di wilayah gunung berapi, bisa mengancam keberadaan situs cagar budaya.


Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

9 September 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

Fenomena embun es terdapat di Gunung Bromo dan Dieng. Bagaimana terbentuknya? Apakah berbahaya, mengapa warga Dieng sebut embun racun?


Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

29 Agustus 2023

Pengunjung mengambil gambar pemandangan Gunung Sindoro-Sumbing saat matahari terbit atau sunrise yang terlihat dari Gunung Prau di Wonosobo, Jawa Tengah, 13 Oktober 2019. Jarak tempuh ke Gunung Prau yang tidak terlalu jauh menjadi daya tarik para wisatawan.TEMPO/Fajar Januarta
Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

Jawa Tengah dihiasi gunung-gunung yang berjejer. Berikut 10 gunung tersebut yang wajib masuk daftar para pendaki.


Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

28 Agustus 2023

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyaksikan fenomena embun upas di kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Ist/nr
Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

Kawasan wisata Dieng sedang diusulkan menjadi Geopark Nasional.


Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

2 Agustus 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

Meskipun Indonesia iklim tropis, fenomena ajaib terjadi di dataran tinggi Dieng setiap Agustus turun embun salju. Apa sebabnya?


Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

28 Juli 2023

Kawasan Dieng, Jawa Tengah, kembali membeku dengan suhu -3,5C, pada Kamis, 27 Juli 2023. (Twitter/FestivalDiengID).
Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Potongan video yang memperlihatkan lapangan dengan rumput yang membeku di Dieng, Jawa Tengah, Kamis.


5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

18 Juli 2023

Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu ekstrem hingga di bawah nol derajat Celsius telah terjadi sepuluh kali sejak pertengahan Mei, dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

Fenomena embun upas atau embun es biasanya terjadi pada musim kemarau di dataran tinggi Dieng atau Gunung Bromo.


Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

2 Mei 2023

Telaga Menjer. Foto: visitjawatengah.jatengprov.go.id.
Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

Telaga Menjer merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Wonosobo dengan pemandangan alam indah yang menyejukkan mata.