TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik, menunda serta membatalkan kunjungan menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, pasca-gempa yang terjadi pada Minggu malam, 5 Agustus 2018. Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB Dewantoro Umbu Joka mengatakan pembatalan dan penundaan kunjungan terjadi sampai 4 hingga 5 hari ke depan.
“Kami bisa memaklumi bila ada pembatalan saat ini. Namanya juga bencana alam,” katanya Senin, 6 Agustus 2016, dalam rilis yang disiarkan Kementerian Pariwisata. Namun, Dewantoro berharap, untuk dua pekan pasca-gempa, pemesanan wisatawan untuk pesawat dan hotel tidak dibatalkan.
Adapun Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faishal menjelaskan, jumlah wisatawan yang melakukan pembatalan dan penudaan perjalanan ke Lombok belum terdata pasti. “Yang jelas tidak banyak jumlahnya. Mereka mungkin akan menunggu hingga situasi stabil,” kata Hadi kepada Tempo pada Selasa, 7 Agustus.
Hadi optimistis situasi pariwisata di Lombok akan segera pulih. Ia meyakinkan, dalam beberapa hari ke depan, setelah dilakukan recovery, keadaan akan membaik. Sejumlah hotel dilaporkan sedang menggelar pertemuan internal untuk memulihkan bangunan yang terdampak supaya segera dapat kembali menampung wisatawan yang berlibur.
Selain itu, untuk memulihkan keadaan pariwisata Lombok, sejumlah pihak berusaha menyebarkan fakta terbaru. Baik lembaga dan pemerintah pun mengimbau masyarakat dapat menangkis berita-berita hoax yang tersebar melalui media sosial.
Dalam waktu dekat ini, sejumlah pelaku wisata di Lombok akan bergiat kembali mempromosikan wisata NTB. Adapun agenda-agenda atraksi akan tetap digelar. Sampai saat ini, belum ada perubahan jadwal dan lokasi penyelenggaraannya.