Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5000 Lampion dan Lagu Noe Menghangatkan Dieng Culture Festival

image-gnews
Suasana malam puncak Dieng Culture Festival 2018, yang diisi pertunjukan musik di kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana
Suasana malam puncak Dieng Culture Festival 2018, yang diisi pertunjukan musik di kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Banjarnegara- Beribu orang berupaya menepis hawa dingin bersuhu 5 derajat Celcius demi menyaksikan panggung pentas bertajuk “Jazz Atas Awan”, malam Minggu kemarin, 5 Agustus 2018, di kompleks Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Malam itu, para penonton menunggu pertunjukan yang sama: musik dan lampion.

Seperti penyelenggaraan selama delapan tahun berturut-turut sebelumnya, lampion menjadi daya tarik utama malam puncak perhelatan Dieng Culture Festival. “Jangan diterbangkan dulu lampionnya, karena kita akan sama-sama melakukannya di lagu terakhir saya nanti.” Suara Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto mengudara, memecah dingin malam itu.

Baca juga: 11 Permintaan Tak Biasa Anak Gimbal dalam Dieng Culture Fetival

Noe dan grup musiknya adalah bintang tamu yang sebelumnya dirahasiakan penyelenggara. Ini merupakan adab yang turun-temurun dilakukan sejak festival tersebut digelar perdana pada 2010. Humas DCF, Aprilianto, mengatakan panitia sengaja tak membekali penonton dengan informasi seputar bintang tamu supaya mereka datang bukan lantaran bintang tamu. “Biarkan mereka datang untuk benar-benar menikmati Dieng,” katanya, akhir Juli lalu kepada Tempo.

Lagu pertama Noe pun menandai dimulainya malam puncak penerbangan lampion. Kabut tebal turun tiba-tiba, berbarengan dengan penampilan pertama putra sulung Emha Ainun Najib itu. “Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi….” Suara Noe menggelegar, lebih-lebih saat memasuki bagian reffren, diakhiri ornamen vibrasi yang membikin merinding.

Dan berikanlah arti pada hidupku, yang terempas, yang terlepas, pelukanmu, bersamamu…” Aksi paduan suara penonton kompak mengekor lantunan Noe. Berturut-turut, musik gubahannya ditampilkan dalam aksi panggung yang santai dan lugas. Ruang Rindu, lagu selanjutnya,dibawakannya dengan balutan dangdut. “Sudah saatnya kita menghargai semua jenis musik,” kata Noe. 

Penonton yang terbagi atas dua arena, dalam dan luar pagar pertunjukan, sama-sama merapatkan barisan. Hawa dingin menusuk saat malam kian larut. Tungku-tungku perapian yang ditempatkan di arena penonton VIP berkali-kali ditumpuki kayu bakar.Seorang pengunjung memegang lampion di malam puncak Dieng Culture Festival 2018 yang diisi pertunjukan musik di kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa kali tenaga medis membopong pengunjung yang pingsan. Mereka tak kuat menyintas suhu rendah. Meski begitu, nyali yang lain untuk mengikuti pertunjukan sampai kelar tak jua surut. Buktinya, suara Noe terdengar makin lamat lantaran ribuan penonton itu bernyanyi kian santer.

Di pengujung lagu terakhirnya, Noe memboyong Hiroaki Kato ke atas panggung. Penyanyi asal Jepang itu membikin panggung makin meriah. Hawa dingin Dieng tersaru penampilan mereka yang hangat.

“Ini saatnya kita menerbangkan lampion,” ujar Noe. “Mari menerbangkannya dengan harapan. Buat yang tahun ini jomblo, semoga segera mendapatkan pasangan,” tutur Noe diikuti riuh tepuk tangan.

Para pengunjung pun sibuk berkelompok dalam hitungan detik. Mereka cekatan membuka kemasan lampion yang telah dibagikan oleh pihak penyelanggara. Sambil bercengkrama satu sama lain, lampion itu mengudara. Selayaknya balon udara, lampion terbang karena dorongan api. “Ini yang saya tunggu-tunggu adalah pesta rakyat, pesta lampion,” kata Helen, wisatawan dari Jakarta.

Tidak sampai hitungan menit, 5.000 lampion beragam warna menghiasi kompleks Candi Arjuna. Rona lampion itu pun menyala. Langit Dieng penuh cerita. “Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja, yang menemanimu sebelum cahaya.” Lantunan Noe makin lamat. Lampion terbang menjulang. Panggung itu menyimpan kenangan setelahnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

9 November 2023

Peserta membentangkan Bendera Merah Putih saat peringatan Hari Kesaktian Pancasila di kompleks Candi Arjuna dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Jateng, Jumat 1 Oktober 2021. Ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat diantaranya Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Kebudaayan Riset dan Teknologi, Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan Indonesia, serta pelestari adat dan budaya membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.000 meter sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
12 Oleh-Oleh Khas Dieng Wonosobo yang Banyak Diburu Wisatawan

Dari makanan hingga kerajinan tangan, nilah 12 oleh oleh khas Dieng Wonosobo yang banyak diburu oleh wisatawan.


15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

9 November 2023

Sejumlah pengunjung menikmati keindahan peninggalan sejarah candi Arjuna bercorak Hindu aliran Syiwa, bangunan keagamaan tertua di Jawa berdasarkan prasasti bertuliskan Jawa Kuno menunjukkan tahun 808 M, di Kompleks Candi pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Para ahli Arkeologi memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8 dan tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M terdiri dari 8 bangunan candi, atas perintah Raja-raja Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Kalingga (594-782 Masehi). Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris yang sedang berwisata di kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1814. TEMPO/Imam Sukamto
15 Wisata Paling Hits di Dieng Beserta Harga Tiket Masuk

Dari Telaga Menjer hingga Wisata Alam Patean Tambi, inilah 15 tempat wisata hits di Dieng yang bisa dikunjungi beserta harga tiket masuknya.


Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

26 Oktober 2023

Forum dialog gerakan Siap Sadar Lingkungan di Komplek Candi Prambanan, Rabu petang (25/10/2023). Dok.istimewa
Merawat Situs Cagar Budaya Lewat Sadar Vegetasi Diserukan di Candi Prambanan

Kondisi lingkungan dan alam, seperti di wilayah gunung berapi, bisa mengancam keberadaan situs cagar budaya.


Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

9 September 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Penyebab Embun Es di Bromo dan Dieng, Apakah Beracun?

Fenomena embun es terdapat di Gunung Bromo dan Dieng. Bagaimana terbentuknya? Apakah berbahaya, mengapa warga Dieng sebut embun racun?


Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

29 Agustus 2023

Pengunjung mengambil gambar pemandangan Gunung Sindoro-Sumbing saat matahari terbit atau sunrise yang terlihat dari Gunung Prau di Wonosobo, Jawa Tengah, 13 Oktober 2019. Jarak tempuh ke Gunung Prau yang tidak terlalu jauh menjadi daya tarik para wisatawan.TEMPO/Fajar Januarta
Kenali 10 Gunung di Jawa Tengah, Tak Hanya Gunung Merbabu dan Merapi Saja

Jawa Tengah dihiasi gunung-gunung yang berjejer. Berikut 10 gunung tersebut yang wajib masuk daftar para pendaki.


Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

28 Agustus 2023

Ketua DPR RI Puan Maharani saat menyaksikan fenomena embun upas di kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Foto: Ist/nr
Puan Dukung Peningkatan Infrastruktur Kawasan Dieng

Kawasan wisata Dieng sedang diusulkan menjadi Geopark Nasional.


Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

2 Agustus 2023

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)
Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

Meskipun Indonesia iklim tropis, fenomena ajaib terjadi di dataran tinggi Dieng setiap Agustus turun embun salju. Apa sebabnya?


Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

28 Juli 2023

Kawasan Dieng, Jawa Tengah, kembali membeku dengan suhu -3,5C, pada Kamis, 27 Juli 2023. (Twitter/FestivalDiengID).
Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Potongan video yang memperlihatkan lapangan dengan rumput yang membeku di Dieng, Jawa Tengah, Kamis.


5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

18 Juli 2023

Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu ekstrem hingga di bawah nol derajat Celsius telah terjadi sepuluh kali sejak pertengahan Mei, dan menjadi daya tarik bagi wisatawan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
5 Tips Melihat Fenomena Embun Upas di Dieng dan Bromo

Fenomena embun upas atau embun es biasanya terjadi pada musim kemarau di dataran tinggi Dieng atau Gunung Bromo.


Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

2 Mei 2023

Telaga Menjer. Foto: visitjawatengah.jatengprov.go.id.
Wisata Telaga Menjer: Tiket dan Jam Buka

Telaga Menjer merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Wonosobo dengan pemandangan alam indah yang menyejukkan mata.