TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya telah mengaktifkan tim manajemen krisis kepariwisataan (crisis center) untuk memantau perkembangan kondisi Bali dan Lombok seusai gempa Lombok yang terjadi Minggu malam, 5 Agustus 2018. Tim itu bertugas memantau hal-hal yang berhubungan dengan atraksi, akses, dan amenitas bagi wisatawan, baik asing maupun mancanegara.
Tim tersebut dipimpin Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti. Dia mengatakan situasi pariwisata Lombok dari sisi akses hingga pukul 21.50 Wita semalam dinyatakan normal. Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Lombok tetap berjalan seperti biasa.
Tim manajemen krisis kepariwisataan juga memantau kondisi wisatawan yang berada di lokasi-lokasi wisata, seperti Gili Trawangan. Guntur, dalam pesan pendeknya kepada Tempo semalam, menuturkan telah berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk terus membarui kondisi wisatawan di lokasi terdampak gempa Lombok. Karena itu, Arief meminta wisatawan tetap tenang dan tak panik.
Arief juga meminta bantuan komunitas Generasi Wonderful Indonesia di luar negeri untuk memviralkan kabar terkini tentang Lombok dan Bali. “Negara membutuhkan komunitas untuk menyampaikan informasi kepada wisatawan dan keluarganya yang sedang berlibur di Lombok dan Bali,” tuturnya.
Gempa bumi dengan kekuatan 7 skala Richter mengguncang Lombok pada Minggu, 5 Agustus 2018. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan gempa tersebut berpusat di kedalaman 15 kilometer. Pusat gempa berada di 18 kilometer barat laut Lombok Timur.