Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Toko Oen Semarang, Restoran yang Langgeng Sejak 82 Tahun Silam

image-gnews
Toko Oen Semarang, Rumah Makan Nostalgia Ala Kolonial
Toko Oen Semarang, Rumah Makan Nostalgia Ala Kolonial
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pintu dua lapis setinggi tak sampai 2 meter yang menempel pada tembok tebal di sudut persimpangan Jalan Pemuda, Kota Lama, Semarang, itu menjadi jalan masuk satu-satunya menuju Restoran Toko Oen. Tak terlalu lebar ukuran pintu kayu bersayap dua bergaya Belanda tersebut.

Meski terlihat kecil, dari konstruksinya, pintu itu tampak kokoh dibingkai bangunan yang menjulang tinggi khas arsitektur kolonial. “Silaken masuk.” Malam itu, Kamis, 19 Juli 2018, seorang perempuan berwajah oriental menunggu di dalam sambil menyapa kami para tamunya —Tempo dan tim Kampung Legenda Mal Ciputra.

Ia berambut pendek, hampir semua beruban. Sandangannya batik lurik kombinasi. Sewaktu bicara, logatnya Melayu-Jawa kuno. Perempuan inilah pemilik restoran Toko Oen di Semarang, Jawa Tengah. Ia adalah generasi ketiga pemegang tampuk kepemimpinan sejak toko itu didirikan pertama kali pada 1922 di Yogyakarta. Lalu membuka cabang di Semarang pada 1936. Namanya Jenny.

Ia mempersilakan kami duduk. Seluruh isi ruangannya membawa kami bernostagia pada era penjajahan. Kami bak kembali ke masa para pendulu berjaya di awal 1900-an. Ada meja-meja lawas, pajangan lawas, bingkai foto lawas, lemari kue lawas, dan semua interior yang serba lawas. Pun makin tampak lawas dengan pemandangan atap tinggi dan sudut-sudut ruangan yang melengkung.

Toko Oen yang berkiprah sejak zaman Belanda bukan lagi tampak seperti restoran. Namun museum yang menampilkan sejarah Kota Atlas pada tempo dulu. Musababnya, diding di toko itu ditempeli sejumlah potret penampakan Semarang masa silam.

Ada juga koran-koran media lokal, nasional, dan mancanegara yang dibingkai. Kertasnya kekuningan, sementara tulisannya adalah cetakan mesin ketik manual. Ejaannya adalah ejaan lama. Semisal: ‘yang’ ditulis ‘jang’. Sedangkan vokal ‘u’ diliterasikan ‘oe’.

Kekunoan lainnya tampak pada lemari-lemari kaca klasik menyekat ruangan demi ruangan. Ada yang menarik di antaranya: mesin penyimpan sekaligus penghitung uang koin bernama Guldens Cents. Saya perkirakan mesin ini hanya digunakan sampai 1945-an. Sebab, gulden di Indonesia segera diganti dengan rupiah sesaat pasca-merdeka.

Ruangan dalam Toko Oen memang benar-benar seperti mesin waktu. Jenny berkukuh mempertahankan penampakan restorannya yang bergaya lawas. “Kami sempat gamang pada era 1980-an. Saat modernitas terjadi, restoran cepat saji menyeruak, kami harus memutuskan ikut modern atau mempertahankan keaslian,” kata Jenny, mengenang. 

Katanya, itu opsi yang berat. Dengan warisan dari keluarga, ia akhirnya memutuskan mempertahankan orisinalitas Toko Oen. “Dengan banyak konsekuensi yang harus saya terima waktu itu.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu-satunya penanda pergantian zaman yang ia ikuti hanya penambahan alat penyejuk ruangan alias AC. Itu pun dengan banyak pertimbangan. Lantaran gedungnya yang benar-benar sudah tua, ia tak boleh salah langkah menambahkan fasilitas ini-itu, bahkan mengubah bentuk. 

Bukan hanya bangunan, menu juga dipertahankan. Mereka konsisten menyajikan sejumlah sajian bergaya Indische--yakni menu dengan rasa perpaduan bumbu Eropa dan Jawa. Lalu ditambahi sedikit ornamen bumbu Chinese.

Menu-menu yang dipertahankan tak jauh-jauh dari lidah kucing atau katetong, es krim tropic, lunpia, dan aneka masakan bestik. “Bestik lidah sapi. Inilah yang juara dari dulu,” katanya.

Jenny mengatakan pelanggannya kebanyakan orang-orang tua. Namun ada juga para cucu yang dulu kabarnya kakek atau neneknya sering makan di Toko Oen.

Kisah tentang Toko Oen tak jarang disebut dalam buku harian orang-orang di masa lalu yang telah tutup usia. Buku harian itu dibaca oleh anak dan cucunya, yang kemudian menimbulkan rasa penasaran. “Keluarga mereka ini sengaja datang hanya karena ingin tahu dan ingin merasakan suasana tempat kakek dan neneknya dulu menghabiskan waktu muda untuk mengobrol,” tutur Jenny.

Toko Oen konsisten menjaga resep. Bahkan, menjaga alat masak. Utamanya khusus untuk es krim. Alat pembuat es krim yang dipakai di Toko Oen didatangkan langsung dari Italia sejak toko itu pertama kali dibuka. Alat itu didatangkan awal 1920-an. Saat ini, toko es krim yang masih mempertahankan menggunakan alat serupa hanya Es Krim Ragusa di Jakarta. 

Jenny enggan menggunakan mesin baru karena akan berpengaruh pada rasa dan tekstur yang dihasilkan. Untuk merawatnya, ia sengaja membeli sparepart rongsokan seharga puluhan juta. “Tidak apa-apa dibeli, daripada kami tidak produksi lagi sama sekali,” katanya.

Ia bahkan memiliki teknisi khusus untuk merawat alat es krim ini. Bagi Jenny, merawat Toko Oen bukan hanya upaya untuk melanggengkan bisnis keluarga, tapi juga menghidupkan sejarah masa lalu agar tidak mati. Sebab dari restoran ini, ia tidak hanya mengejar untung, tapi juga mengawetkan kenangan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

1 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Cara Menghindari Penjual Suvenir atau Restoran yang Mematok Harga Mahal saat Liburan

7 hari lalu

Ilustrasi Turis Milenial
Cara Menghindari Penjual Suvenir atau Restoran yang Mematok Harga Mahal saat Liburan

Pernahkah saat liburan berjalan-jalan di kawasan wisata yang ramai ditawari untuk membeli suvenir atau makan di restoran?


Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

11 hari lalu

Trattoria di Italia. Unsplash.com/Marialaura Gionfriddo
Jenis-jenis Restoran di Italia dari Osteria, Trattoria hingga Ristorante

Setiap jenis restoran di Italia terdapat perbedaan dari jenis tempat usaha hingga makanannya


Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

12 hari lalu

Pakar etiket, William Henson. Instagram.com/@williamhansonetiquette
Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

Pakar etiket mengingatkan untuk tidak membungkuk saat makan di restoran


Teras by Plataran Buka Restoran Baru di Summarecon Bogor, Usung Konsep Elegan dengan View Pegunungan

14 hari lalu

Teras by Plataran Summarecon Bogor(Dok. Teras by Plataran)
Teras by Plataran Buka Restoran Baru di Summarecon Bogor, Usung Konsep Elegan dengan View Pegunungan

Teras by Plataran Summarecon Bogor menawarkan panorama Gunung Pangrango, Salak, dan Bukit Sentul


Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

18 hari lalu

Restoran Sezanne Tokyo. Instagram/Sezannetokyo
Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.


Polisi Selidiki Dugaan Pencurian Uang Rp 164 Juta Milik Hotman Paris oleh Manager Restoran

18 hari lalu

Pengacara, Hotman Paris. Foto: Instagram.
Polisi Selidiki Dugaan Pencurian Uang Rp 164 Juta Milik Hotman Paris oleh Manager Restoran

Polresta Bogor Kota menindaklanjuti pengaduan Hotman Paris lewat akun Instagram yang mengaku uang dicuri oleh manager restoran miliknya.


Restoran di Spanyol Boleh Menetapkan Harga Berbeda untuk Tempat Duduk yang Teduh

20 hari lalu

Ilustrasi restoran. REUTERS
Restoran di Spanyol Boleh Menetapkan Harga Berbeda untuk Tempat Duduk yang Teduh

Andalusia, bagian selatan Spanyol, sering mengalami suhu terik di seluruh wilayah. Restoran boleh menetapkan harga berbeda untuk tempat yang teduh.


Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

31 hari lalu

Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. ANTARA /Makna Zaezar
Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.


Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

35 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?