Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar Membuat Garam Tradisional di Desa Dasun, Rembang

image-gnews
 Seorang petani sedang menambak garam di Desa Dasun, Lasem Rembang, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana
Seorang petani sedang menambak garam di Desa Dasun, Lasem Rembang, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di bawah lereng Gunung Kajar, Desa Dasun, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pagi itu, Rabu, 18 Juli 2018, tiga petani garam larut dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka bekerja hening, tak mengeluarkan dialog apa pun.

Satu di antaranya sibuk menyiduk air dari sebuah lahan dan memindahkannya ke lahan yang lain. Dua lainnya memasang terpal di tanah petak selebar lebih dari 5 meter. Di sekitar ketiga petani itu tampak bertumpuk-tumpuk garam kering siap panen. “Garam ini dipanen pada sore atau pagi,” kata salah satu di antaranya, Sugeng, 40 tahun, yang akhirnya buka suara setelah disapa.

Inilah pemandangan Desa Dasun saban pagi. Para warga bekerja serius menambak garam. Tiga petani itu hanya sebagian kecilnya. Desa Dasun memang dikenal sebagai produsen garam terbesar di pesisir pantai utara alias pantura. Lahan garam hampir panen di Desa Dasun, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tempo/Francisca Christy Rosana

Wisatawan yang pergi ke Lasem biasanya akan mampir ke Dasun. Di sana mereka disuguhi sajian yang komplet dari sisi visual maupun sosial. Ada hamparan lahan tambak garam luas menyapu mata. Tak perlu terkejut. Pemandangan ini memang hampir dapat ditemui di semua lokasi di pesisir Lasem.

Lanskapnya indah beserta objek yang lengkap: alam, manusia dan aktivitasnya. Apabila beruntung, bisa bertemu dengan burung kuntul.

Ada yang lucu dari pertemuan Tempo pagi itu dengan ketiga petambak garam ini. Ketiganya mengaku bernama Sugeng. Sugeng paling muda berusia 40 tahun. Dua lainnya 45 dan 50 tahun. “Karena kami menggarap tanah milik Pak Sugeng, jadi nama kami akan jadi Sugeng,” kata Sugeng paling muda. Ketiganya mengerjakan 2 hektare lahan tambak.

Meski tampak diam dan serius menambak, mereka tak sungkan mengajari orang yang datang untuk ikut menggarap lahan garam. Sugeng paling tua menjabarkan alur menambak garam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Coba lihat, gerojokan itu,” ujarnya sambil menunjuk pipa yang dipompa dengan genset. Tampak air mengalir deras dari pipa itu. Air itu disedot langsung dari laut. 

Air laut yang masuk ke lahan tambak tak langsung bisa mengendap menjadi garam. Petani kudu mengukur larutannya menggunakan alat tradisional bernama baumeter. Baumeter ini dimasukkan ke selongsong bambu. “Kalau mau mengukur kadar garamnya, masukkan air ke bambu,” kata Sugeng paling tua. 

Air tua alias yang telah siap menjadi garam, kata Sugeng paling tua, biasanya memiliki kadar kekentalan 22-23. “Kalau masih 0, harus diputer dulu aliran airnya. Caranya ya digayung, dipindah dari satu lahan ke lahan lain.”

Air yang telah tua itu akan dialirkan ke petak-petak lahan beralas terpal. Di sanalah air laut akan mengalami proses pengendapan menjadi garam. “Biasanya 3-7 hari sudah jadi garam,” kata Sugeng paling muda. 

Tiap-tiap petak akan menghasilkan kira-kira 350 kilogram garam. Sedangkan bila dijual ke pengepul, harganya Rp 1.000 per kilogram. Garam yang baik, kata Sugeng paling muda, adalah yang memiliki kristal berukuran besar. Warnanya pun lebih putih dan bersih, tidak tercampur lumpur dan kotoran lainnya. 

Keseruan memanen garam ini menurut mereka hanya bisa dirasakan saat musim kemarau. Juni-Juli-Agustus adalah waktu terbaik menambak garam. Sedangkan saat hujan, ketiganya bakal gigit jari. “Jangankan panen, melihat matahari saja sudah syukur,” kata Sugeng.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

1 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

15 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

27 hari lalu

Ilustrasi garam. Shutterstock
Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

47 hari lalu

Ilustrasi garam. Shutterstock
Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.


Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

23 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

Makanan instan meski terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.


Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Ilustrasi kecap manis.
Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?


Ini Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

18 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Ini Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

Mengonsumsi terlalu banyak makanan asin dapat menyebabkan bahaya seperti kembung, hipertensi, hingga ginjal.


5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

18 Januari 2024

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin

T erlalu banyak mengonsumsi makanan asin dapat membawa risiko kesehatan yang serius karena kandungan garam yang berlebihan.


Cerita dari Atas Awan: Melihat Proses Modifikasi Cuaca untuk Cegah Jabodetabek Banjir

11 Januari 2024

Kapten Kristoforus Kresna Sejati dan Co-Pilot Muhammad Royyan Almadani dalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di laut barat daya Ujung Kulon, Banten, Rabu, 10 Januari 2023. Penerbangan menggunakan pesawat Cassna 208B Grand Caravan dengan membawa garam seberat satu ton. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Cerita dari Atas Awan: Melihat Proses Modifikasi Cuaca untuk Cegah Jabodetabek Banjir

Tempo berkesempatan mengikuti operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)