Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjajal Kuliner Tradisional nan Ekstrim di Kepulauan Mentawai

image-gnews
Toek adalah ulat kayu yang mirip cacing, panjang dan badannya transparan serta berwarna putih. Tempo/Febrianti
Toek adalah ulat kayu yang mirip cacing, panjang dan badannya transparan serta berwarna putih. Tempo/Febrianti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di perkampungan tradisional Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat masih banyak kuliner tradisional yang hanya bisa dinikmati di sana. Jajanan ini belum dijual di pasar, tapi pelancong bisa minta penduduk setempat untuk membuatkannya.

Berikut ini  beberapa jenis makanan tradisional Mentawai tersebut.

  1. Kapurut dan Obuk 

Kapurut dan Obuk terbuat dari tepung sagu. Obuk adalah sagu yang dimasak di dalam bambu, sedangkan kapurut adalah sagu yang dimasak di dalam daun sagu lalu dipanggang.

Untuk membuat obuk, gumpalan tepung sagu yang basah diparut sampai halus. Kemudian tepung tersebut dimasukkan ke dalam bumbung dan disusun di atas tungku sekitar 10 menit. Setelah matang, bambu dibelah dan sagu di dalamnya siap dihidangkan bersama lauk.

Sagu biasanya dihidangkan dengan makanan berkuah, seperti sup ayam atau sup ikan. Jenis makanan ini hanya ada di PulauSiberut dan PulauSipora.

  1. SubbetSubbet terbuat dari keladi yang direbus atau dipanggang dalam bambu, lalu dihancurkan. Bahan itu kemudian dicampur dengan kelapa parut. Tempo/Febrianti

Subbet terbuat dari keladi yang direbus atau dipanggang dalam bambu, lalu dihancurkan. Bahan itu kemudian dicampur dengan kelapa parut. Adonan ini dibulatkan lalu digulingkan lagi di dalam kelapa parut.  Ada juga subbet yang dicampur dengan pisang rebus sehingga rasanya lebih manis.

Subbet biasanya dibuat secara besar-besaran saat pesta perkawinan. Panganan ini bukan untuk hidangan pesta, melainkan diperunrtukkan bagi sanak saudara yang bekerja menjelang pesta.

  1. Batra, Ulat Sagu

Siapkan diri anda untuk mencicipi makanan ekstrim di Siberuit ini. Ulat sagu ini diolah, digoreng, rebus, dan dibakar dalam bambu atau dikeringkan. Rasanya berlemak.

Batra dihasilkan dengan cara khusus. Sebatang sagu ditebang dan dipotong-potong, lalu potongan paling muda digunakan untuk memunculkan batra atau ulat sagu.

Batang pohon sagu ini dibelah, satu sisi batangnya dibiarkan terbuka dengan memberi ganjalan sebilah kayu agar tawon besar (Rynchoporus ferrungineus) bertelur di celah tersebut. Batang yang mengandung sagu perlahan-lahan meragi. Selama 7-12 minggu di dalam batang sagu itu sudah berkembang ulat-ulat sagu berwarna putih sebesar jari sepanjang 3-4 cm.

  1. Toek , Ulat Kayu Tumung
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini makanan yang ekstrim di Tuapeijat, Pulau Sipora. Jika ingin merasakannya, kita bisa mendapatkannya di Saurenuk, sekitar 18 kilometer darI Tuapeijat. Banyak warga yang membuat toek di sungai.

Toek adalah ulat kayu yang mirip cacing, panjang dan badannya transparan serta berwarna putih. Ulat ini berasal dari kayu tumung. Hanya jenis kayu ini yang bisa menghasilkan toek.

Caranya, pohon tumung ditebang, dipotong-potong 50 cm, diikat, dan direndam dalam sungai selama tiga bulan. Setelah waktu itu terpenuhi, kayu dibelah dan di dalamnya sudah bersarang toek yang siap dipanen. Toek bisa dimakan mentah dengan perasan jeruk nipis dan garam, atau bisa juga ditumis.

  1. Anggau, KepitingMentawai

Anggau adalah kepiting Mentawai yang penangkapan serta pengolahannya berkaitan erat dengan tradisi masyarakat pesisir. Pada musim anggau, yakni sekitar Juli hingga September, hampir tiap malam bulan purnama ada tradisi Muanggau. Ini adalah tradisi menangkap anggau (kepiting) beramai-ramai di pantai. Anggau ini kemudian diolah menjadi makanan, dengan cara direbus atau disup.

Muanggau bagian dari budaya Mentawai untuk memupuk kebersamaan. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 2017 juga pernah menyelenggarakan Festival Muanggau untuk melestarikan tradisi ini.

  1. Sikoira

Sikoira adalah kerang di Mentawai dengan cangkang putih. Kerang ini bisa diperoleh di hutan bakau di pantai atau di muara sungai. Para perempuanlah yang bisa mencari dengan membawa sampannya. Mereka biasa mencari pagi hingga sore hari, kadang bermalam bersama-sama di hutan bakau, membuat api unggun dan menikmati sikoira.

  1. Sibeu Sikunene’

Minuman ini sangat istimewa karena aroma dan rasanya mirip mint dan menyegarkan. Terbuat dari rebusan akar kayu pohon Sibeu Sikunene’. Akar kayu yang besar dipotong dan potongan-potongan kecilnya direbus bersama air. Ini minuman sehari-hari di pedalaman Siberut.

FEBRIANTI (Mentawai)

Artikel lain: Kediaman Lalu Muhammad Zohri Diusulkan jadi Mini Musuem Prestasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

11 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

18 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

18 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

20 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.