TEMPO.CO, Kediri - Pertunjukan kolosal seribu barong yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kediri untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri sukses menarik kunjungan wisatawan. Ribuan orang datang untuk menyaksikan pertunjukan dari para seniman tari barong dari berbagai daerah tersebut.
Pertunjukan kolosal Tari Barong yang menjadi puncak perayaan, Sabtu 14 Juli 2018, kemarin mampu mengubah kawasan area monumen Simpang Lima Gumul (SLG) menjadi lautan manusia. Ribuan pengunjung dari berbagai kota mendatangi lokasi itu untuk menyaksikan pertunjukan kolosal yang jarang terjadi.
“Ini pertunjukan kolosal sebagai penghargaan pemerintah terhadap para seniman tradisional yang masih mempertahankan tradisi,” kata Kepala Dinas Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri, Krisna Setiawan, Minggu 15 Juli 2018.
Tari barong sendiri merupakan bagian dari tarian khas Kediri, yakni jaranan. Kesenian jaranan sudah lama menjadi kekayaan seni masyarakat Kediri. Tak mengherankan jika kesenian Jaranan ini menjadi tontotan wajib di setiap perayaan kegiatan masyarakat Kediri.
Baca Juga:
Lima Tari Tradisional Indonesia akan Berkompetisi di Wales
5.555 Penari Pecahkan Rekor Tari Kecak Kolosal
Selain kuda lumping yang menjadi ciri khas kesenian jaranan, tari barong yang ditandai dengan keberadaan barongan atau caplokan menjadi daya tarik tersendiri. Pemain barongan juga memiliki nilai magis dan kerap ditakuti anak-anak karena perwujudannya yang menyeramkan.
Dalam pertunjukan kemarin, Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri sukses menarik kunjungan ribuan wisatawan dari berbagai kota. Mereka rata-rata adalah penggemar kesenian jaranan yang belum pernah menyaksikan pertunjukan khusus tari barong dalam jumlah besar. “Seribu penari barong kita undang dengan karakteristik masing-masing,” kata Krisna.
Pementasan yang berlangsung selama dua jam di area SLG ini juga mengundang para seniman kesenian jaranan dari 20 kota dan kabupaten lain. Panitia juga memberi kesempatan kepada kelompok ibu-ibu dan anak untuk unjuk penampilan.
Meski pementasan berlangsung sekitar dua jam, namun keriuhan massa berlangsung hingga berjam-jam. Lautan manusia yang memenuhi seluruh ruas jalan di sepanjang lokasi pertunjukan sempat memicu kemacetan di jalur antar kota tersebut. “Ini pertunjukan besar yang sayang dilewatkan. Belum pernah saya lihat jumlah barong begitu banyak,” kata Weny Riza, pengunjung dari Kabupaten Bondowoso.
Bersama keluarganya, Weny rela mengantre dan berdesakan untuk mendapatkan lokasi paling dekat dengan penari barong. Beruntung lokasi pertunjukan yang digelar di badan jalan itu bisa dilihat oleh seluruh pengunjung yang berjejalan.
Tak hanya menikmati tarian barong, wisatawan juga bisa menyaksikan hiburan rakyat lain seperti pameran produk UMKM serta arena permainan tradisional.
HARI TRI WASONO