TEMPO.CO, Jakarta - Ombak berdebur kencang, ketika saya menginjakkan kaki di pasir halus Pantai Batu Kasah, Ranai, Kabupaten Natuna suatu sore. Lewat dari pukul 15.00, air laut biasanya naik, dan ombak pun kian kencang.
Namun berkali-kali hantam ombak itu tertahan batu-batu granit yang menghiasi daerah pesisir yang berada di Kecamatan Bunguran Selatan ini. Batu granit dalam berbagai ukuran dan bentuk. Ada yang menjulang ada pula yang rata. Bertebaran dari tepi pantai hingga ke tengah laut.
Pantai Batu Kasah dikenal juga sebagai Pantai Cemaga karena berada di Desa Cemaga. Beberapa desa yang berdekatan di sini masing-masing memiliki wilayah pesisir yang menjadi sasaran liburan akhir pekan warganya. Salah satunya yang paling dikenal memang Pantai Batu Kasah.
Jalanan di Ranai yang berada di Pulau Bunguran ini relatif sepi. Dengan jarak sekitar 30 kilometer, Pantai Batu Kasah bisa bisa dicapai dalam waktu 45 menit hingga 1 jam dari pusat kota. Memasuki Desa Cemaga, tak ada petunjuk menuju pantai. Bahkan begitu memasuki pantai pun, hanya ada jalan setapak dari tanah, yang bisa musim hujan penuh genangan.
Belum ada juga fasilitas seperti umumnya di objek wisata yang sudah dikembangkan. Ada gazebo, tapi tidak ada warung atau rumah makan sehingga wajib membawa bekal makanan bila ingin berwisata seharian di sini.
Pantai Batu Kasah,salah satu objek wisata di Ranai, ibukota Kabupaten Natuna, terlihat menjelang senja. Di seberang terlihat Pulau Kemudi. TEMPO/Rita Nariswari
Di pantai berjajar pohon kelapa hingga tak terasa ada hawa panas yang menerpa tubuh. Ada juga rerumputan di beberapa bagian yang bisa untuk arena duduk-duduk. Pantai hanya ramai di akhir pekan. Di hari-hari biasa benar-benar sepi. Tapi bagi wisatawan yang ini keheningan sembari menikmati suara alam, di sini lah tempatnya.
Bila datang di hari libur, selain menyusuri pantai, wisatawan bisa juga menyeberang ke Pulau Kemudi, yang terlihat dari tepi pantai. Perjalanan dengan perahu sekitar 10-15 menit. Tarif per orang Rp 20 ribu pulang pergi.
Baca Juga:
Masjid Agung Natuna, Kemegahan di Kota Kecil
Alif Stone, Tempat Asyik Menikmati Laut di Natuna
Uniknya, ketika saya datang di sore hari air laut memenuhi bibir pantai. Namun, ketika datang kembali dengan waktu yang lebih awal, air benar-benar surut bahkan hingga batuan granit yang berada di tengah laut. Jarak surutnya sekitar 10-15 meter dari tepian. Alhasil, wisatawan pun bisa dengan santai menyusuri laut mendekati batu granit yang berada jauh dari bibir pantai. Waktu surut ini biasanya dari pagi hingga siang hari.
RITA NARISWARI