TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan Nias di Sumatera Utara akan dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia. Tahun ini, daerah tersebut akan menggelar dua festival internasional.
Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, dalam siaran pers dari Kementerian Pariwisata, mengatakan festival tersebut ialah Festival Ya’ahowu Nias 2018 dan Nias World Surfing League.
Festival Ya’ahowu Nias yang akan dihelat pada 16-20 November merupakan agenda andalan yang rutin saban tahun. Festival Ya’ahowu Nias tahun ini diperkirakan akan menarik kunjungan 50 ribu wisatawan, baik asing maupun domestik.
Dalam festival itu, para wisatawan akan menikmati berbagai rangkaian ancara. Di antaranya pameran pembangunan, produk unggulan dan kuliner Nias, Ya’ahowu Nias parade berupa pawai budaya keliling kota Teluk Dalam. Ada juga atraksi budaya dari kabupaten kota se-Kepulauan Nias (Famozi Gondra, Orahu, Fame Afo, dan atraksi budaya lainnya).
Pada hari selanjutnya, digelar upacara batu kolosal yang didukung oleh 100 orang pelompat batu. Rencanannya akan tercatat sebagai rekor MURI.
Wisatawan saat surfing di Pantai Sorake, Nias Selatan, Sumatera Utara, Jumat (25/11). TEMPO/Gunawan Wicaksono
Adapun Nias World Surfing League bakal digelar di Pantai Saroke. Acara ini berlangsung pada 24-28 Agustus 2018. “Dua event andalan ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nias,” kata Hilarius Duha.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pada 2024, Kepulauan Nias diproyeksikan bakal dikunjungi 1 juta wisatawan. Angka itu naik 940 ribu wisatawan dibanding sekarang yang hanya 60 ribu wisatawan.
“Bila dari 1 juta wisatawan tersebut, 10 persennya atau 100 ribu adalah wisatawan mancanegara (wisman) akan diperoleh devisa langsung Rp 1,1 triliun dan ini akan mensejahterakan masyarakat Nias,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, 25 Juni lalu.
Sebab, Menpar menilai Nias hampir memenuhi unsur 3A, yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas, sebagai destinasi kelas dunia. Soal atraksi, Menpar mengatakan Nias mempunyai keunggulan budaya dan alam. “Apalagi pantai Sorake Nias masuk 10 tempat surfing terbaik dunia,” tutur Menpar Arief.
Sedangkan amenitas merupakan unsur yang harus dikembangkan di kepulauan ini. Menpar menyarankan, pemerintah setempat cukup memperbanyak homestay.
Sementara itu untuk aksesibilitas, Nias disarankan memiliki bandara internasional. “Bandara internasional adalah kunci untuk menjadi destinasi kelas dunia,” kata Menpar Arief.
Meski demikian, angka wisatawan masuk Nias naik tiap tahun. Pada 2016, turis tercatat 40 ribu. Sedangkan pada 2017 mencapai 60 ribu. Tahun ini, wisatawan masuk Nias direncanakan berjumlah 100 ribu.