INFO TRAVEL - Setiap tempat punya cerita. Di Lombok, kamu bisa menemukan banyak cerita perjalanan pulau ini sejak ratusan tahun lalu. Melalui berbagai tempat yang hingga kini masih berdiri kokoh meski tidak dapat menyembunyikan usianya, kamu bisa kembali menggali histori.
Ada banyak saksi bisu yang menyimpan kisah Lombok di masa lampau. Di tiga tempat berikut, kamu bisa mencoba mereka-reka kembali suasana di era lalu sambil menikmati atmosfer dan pemandangan yang impresif.
Makam Loang Baloq
Baca Juga:
Dalam bahasa Sasak, Loang Baloq memiliki arti Lubang Buaya. Tentu bukan alasan mengapa objek wisata yang sesungguhnya merupakan kompleks pemakaman ini dinamakan demikian. Di area ini, ada sebuah pohon beringin berusia ratusan tahun yang memiliki lubang. Lubang inilah yang menjadi makan Syech Gaus Abdurrazak.
Syech Gaus Abdurrazak merupakan seorang pendakwah Islam yang berasal dari Baghdad, Irak. Perjalanannya menyebarkan agama Islam di Nusantara dimulai dari Palembang hingga kemudian mendarat di pesisir Pantai Ampenan, Mataram. Untuk masuk ke makam beliau, peziarah harus melalui sebuah pintu masuk yang juga memiliki musala di sampingnya.
Selain makam Syech Gaus Abdurrazak, makam lainnya yang kerap diziarahi di area ini adalah makam Datuk Laut dan Anak Yatim. Makam Loang Baloq cukup ramai dikunjungi para peziarah yang juga sekaligus melakukan ziarah. Tempat ini menjadi semakin penuh oleh pengunjung saat mendekati hari raya Idul Fitri.
Masjid Kuno Bayan Beleq
Baca Juga:
Bila Anda pernah berkunjung ke Masjid Islamic Center, jangan membayangkan Masjid Kuno Bayan Baleq semewah tempat beribadah tersebut. Seperti namanya, Bayan Baleq sudah ada sejak abad XVII. Dengan demikian, masjid yang menjadi gerbang masuknya Islam di Pulau Lombok sudah berusia lebih dari 300 tahun.
Arsitektur Masjid Kuno Bayan Baleq tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah yang berada di sekitarnya. Dengan ukuran 9m x 9m, dinding-dinding masjid sederhana yang dibuat rendah ini dibentuk menggunakan anyaman bambu. Atapnya berbentuk tumpang yang juga disusun dari bilah-bilah bambu, sementara pondasi lantai dibuat dari batu-batu kali. Alasnya sendiri masih berupa tanah liat yang kini ditutupi dengan tikar buluh.
Sekarang, tempat beribadah ini tidak lagi digunakan untuk melakukan kegiatan ibadah sehari-hari. Hanya pada saat tertentu seperti perayaan kelahiran Nabi Muhammad Masjid Kuno Bayan Baleq ramai dipadati masyarakat.
Taman Narmada
Sebelum Islam masuk, mayoritas penduduk Lombok memeluk agama Hindu. Di tahun 1727, Raja Anak Agung Ngurah Karangasem akhirnya membuat taman yang sengaja dibuat sebagai replika Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak. Menurut sejarah, Sang Raja sengaja membuatnya demikian lantaran kondisinya yang sudah terlalu tua dan tidak memungkinkan untuk mendaki Rinjani demi melakukan ritual kurban.
Kini Taman Narmada menjadi taman terbesar yang ada di Nusa Tenggara Barat. Penataannya menampilkan kesan segar dan eksotis dengan tiga buah kolam yang berada di bawah. Angka ini persis seperti jumlah Danau Segara Anak yang berada di puncak Rinjani. Setiap kolam ini pun dialiri oleh sumber mata air yang sangat jernih hingga menyerupai danau.
Selain itu, ada sebuah pura yang didirikan di Taman Narmada bernama Pura Kalasa. Letaknya berada di atas, sehingga Anda harus melalui anak tangga yang berjumlah puluhan dan cukup melelahkan. Maksud penataan ini pun tidak lain untuk mengisyaratkan seolah-olah tengah mendaki Gunung Rinjani.
Menarik, bukan? Selain pantai, Lombok pun menyimpan banyak kecantikan lainnya melalui tempat-tempat bersejarah dengan usia ratusan tahun. Suasana di objek wisata ini pun sangat tenang sehingga cocok bagi Anda yang ingin mencari atmosfer berbeda.
Untuk membuat perjalanan Anda menjelajahi cerita Lombok, pastikan menggunakan Airy Rooms sebagai pilihan akomodasi. Berbagai hotel murah di Lombok bisa Anda dapatkan mulai harga 150 ribuan dengan jaminan 7 fasilitas kenyamanan di setiap kamar. Melalui aplikasi Airy Rooms, pencarian dan reservasi jadi lebih cepat dan mudah.(*)