TEMPO.CO, Jakarta - Hutan di puncak Gunung Lawu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur terbakar pada Senin malam,19 Juni. Akibatnya, seluruh jalur pendakian untuk sementara ditutup.
Anggota Paguyuban Giri Lawu, Ariz Nur Hidayat, saat duhubungi pada Rabu, 20 Juni, mengatakan penyebab kebakaran hutan belum diketahui. "Tim gabungan sedang menyisir," ujarnya melalui pesan pendek.
Baca juga: Hutan di Puncak Lawu Kebakaran, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Peristiwa kebakaran hutan di gunung belum lama ini juga terjadi di India, tepatnya di selatan negara bagian Tamil Madu. Peristiwa itu menyebabkan sembilan pendaki gunung tewas setelah terperangkap.
Selain karena cuaca kering yang ekstrem, kebakaran hutan kerap terjadi akibat perilaku pendaki yang lalai mematikan api atau membuang putung rokok yang masih mengandung bara. Menurut pendaki senior sekaligus ketua tim petulangan salah satu merek perlengkapan outdoor, Galih Donikara, diperlukan pengetahuan dasar tentang perapian bagi pendaki baru.
"Untuk yang berhubungan dengan api, kita harus berhati-hati dan menaati prosedur," kata Galih saat dihubungi, Rabu malam, 20 Juni.
Galih pun menjabarkan beberapa cara untuk menekan terjadinya peristiwa kebakaran di gunung. Berikut ini di antaranya.
1. Urusan memasak
Untuk urusan memasak, kata Galih, pendaki wajib menggunakan cooking set khusus. Saat memakainya juga harus tertib. Adapun bahan bakar yang digunakan ialah bahan bakar cair, padat, maupun gas. Bukan menggunakan kayu bakar. "Begitu pun saat menggunakannya, jauhkan dari ranting dan daun yang mudah terbakar," ujarnya.
2. Memastikan packing dengan benar
Saat dikemas dalam ransel, cooking set beserta bahan bakarnya harus benar-benar dipastikan tidak bocor. "Jangan sampai bocor, karena akan memantik api," katanya. Adapun saat selesai menggunakannya, pendaki harus mengecek kembali tutup dan kemasan bahan bakar.
3. Bawa asbak saku
Hal yang harus diwaspadai betul, menurut Galih, adalah rokok, terutama puntungnya. Puntung harus betul-betul dipastikan padam. "Sebaiknya bawalah asbak saku sehingga puntungnya gak dibuang sembarangan," ujarnya.
4. Perhatikan larangan membuat api unggun
Pendaki gunung kini tak boleh lagi membuat api unggun ketika berkemah di jalur pendakian. Apalagi di gunung dengan kawasan berstatus taman nasional atau cagar alam. Larangan ini wajib diindahkan untuk mengurangi risiko kebakaran.
5. Lebih berhati-hati saat musim kemarau
Ketika musim kemarau tiba, rumput dan ilalang akan menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Pendaki harus berhati-hati benar ketika beraktivitas dengan api. Sebab, rumput akan mudah terbakar bila terpicu sedikit saja oleh gesekan. "Pada musim kemarau, percikan kecil bisa dengan segera menjadi kebakaran besar," katanya.
Galih berujar, pengelola kawasan hutan dan gunun sebaiknya memasang papan-papan peringatan di tempat tertentu yang rawan kebakaran. "Barangkali itu akan membantu pendaki untuk lebih berhati-hati," ujarnya.
Artikel lain: Ini 50 Restoran Terbaik Dunia 2018, Adakah dari Indonesia?