TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 1,2 miliar orang melakoni aktivitas traveling ke luar negeri setiap tahun. Dunia mengakui, dampak pergerakan wisatawan cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi global. Para traveler dengan demikian berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Sektor pariwisata diklaim berhasil memasok 10 persen dari total jumlah pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun World Wide Fund for Nature (WWF) menyayangkan, masifnya kegiatan traveling ini menimbulkan banyak fenomena kerusakan lingkungan. Para treveler masih ada yang berlaku tidak ramah lingkungan.
Baca juga: Pertama Kali Travelling ke Luar Negeri? Ikuti Tip Ini
Hal tersebut terjadi lantaran sejumlah traveler kurang peka dan peduli dengan kelestarian alam. Namun, bukan berarti kegiatan traveling dilarang dilakukan. Para pakar perjalanan WWF, dalam laman Eco Watch, mengatakan ada beberapa tip yang sebaiknya diikuti pelancong supaya perjalanannya lebih bertanggung jawab.
1. Memilih transportasi yang tepat
Salah satu cara terbaik bepergian ramah lingkungan ialah memilih penerbangan langsung. Dengan demikian, Anda dapat mengurangi jejak karbon. Dapat juga memilih pesawat yang hemat energi. Pesawat ini akan lebih sedikit membuang bahan bakar. Wisatawan juga dapat membeli kredit karbon bereputasi dan terakreditasi dari platform offset, seperti MyClimate.
2. Penginapan ramah lingkungan
Anda disarankan mencari hotel ramah lingkungan yang belakangan banyak dibangun di tempat-tempat wisata. Hotel ini biasanya menggunakan energi terbarukan, memiliki sistem pengelolaan limbah yang efektif, mendaur ulang sampah, atau membangun gedung menggunakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui. Hotel-hotel ramah lingkungan ini telah disertifikasi oleh Global Sustainable Tourism Council.
3. Memilih agen yang patuh terhadap kebijakan lingkungan
Ketika menjadwalkan rencana tur dan memilih menggunakan agen trip, Anda sebaiknya mencari yang patuh terhadap kebijakan lingkungan. Termasuk melindungi satwa liar, mendukung orisinalitas masyarakat adat, dan mempekerjakan pemandu lokal yang akrab dengan hukum lokal.
4. Mendukung pertumbuhan ekonomi daerah
Cobalah untuk mengunjungi daerah tempat orang-orang lokal diberdayakan mengelola tanah dan sumber daya alam mereka. Misalnya margasatwa dan kawasan taman laut. Di sana, biasanya, dolar yang masuk secara langsung akan menguntungkan ekonomi lokal dan kunjungan wisatawan akan membawa dampak yang positif.
5. Teliti memilih suvenir
Tergoda dengan gading-gading antik berukir atau gelang dari karang hitam? Coba Anda berpikir dua kali untuk membelinya. Hanya karena barang itu dijual, bukan berarti legal untuk dibeli. Beberapa produk, seperti aksesori dari kulit penyu, hiasan gading, atau bulu pajangan yang dibuat dari tanaman dilindungi dan spesies yang terancam punah merupakan barang ilegal untuk diekspor atau diimpor.
Barang-barang itu juga bisa tergolong sebagai produk perburuan yang dihasilkan dari kegiatan menyiksa binatang. Sebelum Anda membeli, pastikan untuk bertanya, barang itu terbuat dari apa dan dari mana asalnya. Untuk daftar barang-barang yang harus dihindari dibeli, Anda dapat memeriksanya pada panduan yang telah dikeluarkan oleh WWF.
6. Cerdas menggunakan plastik
Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton plastik teronggok di laut. Keberadaannya mengganggu ekosistem bahari dan membahayakan satwa laut. Meminimalkan jumlah sampah plastik dengan membawa botol air yang dapat digunakan kembali dan membawa tas belanja untuk tempat oleh-oleh adalah langkah yang tepat.
7. Melihat, bukan menyentuh
Ke mana pun Anda pergi, jangan pernah menyentuh, memberi makan, mengejek, atau bermain dengan hewan liar yang ditemui sepanjang perjalanan. Anda cukup melihat, namun jangan menyentuhnya. Sebaiknya pula Anda tidak mendatangi tempat yang mengeksploitasi binatang.
8. Memilih tabir surya
Beberapa tabir surya mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan pemutihan karang. Sebelum menyelam, pastikan menggunakan produk tabir surya yang ramah lingkungan, seperti sunscreen biodegradable.