Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merayakan Kuningan dengan Tradisi Makotekan di Desa Adat di Bali

image-gnews
Perang galah dalam tradosi Makotekan di Desa Adat Munggu, Mengwi, Bali. (Francisca Christy)
Perang galah dalam tradosi Makotekan di Desa Adat Munggu, Mengwi, Bali. (Francisca Christy)
Iklan

TEMPO.CO, Mengwi -Perayaan Kuningan bagi masyakarat adat di Bali dirayakan dengan berbagai cara. Di Desa Adat Munggu, Mengwi, misalnya, masyarakat akan meramaikan hari raya itu dengan tradisi makotekan. Tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun sejak puluhan tahun lalu.

Baca:
Libur Akhir Tahun, Mengunjungi Tiga Kampung Adat di Flores
3 Pilihan Menginap Saat Mudik Lewat Jalur Pantai Selatan

“Kemarin, 9 Juni, masyarakat Mengwi kembali menggelar makotekan,” kata Made Arya, pemandu wisata senior yang dihubungi Tempo melalui pesan pendek pada Minggu, 10 Juni 2018.

Makotekan hanya digelar satu-satunya di Munggu sebagai pengingat perjuangan para prajurit Kerajaan Mengwi menaklukkan Kerajaan Blambangan. Upacaranya diramaikan dengan perang galah. Perang galah itu dilakukan oleh seluruh pemuda Munggu.

Pada perayaan Kuningan sebelumnya, Tempo pernah mengikuti tradisi makotekan dari awal sampai kelar. Perayaan itu digelar selalu siang hari, selepas pukul 13.00.Penampakan galah yang ambruk saat tradisi Makotekan di Mengwi, Bali. (Tempo/Francisca Christy)

Matahari tepat di atas kepala kala rombongan Tempo sampai di Mengwi beberapa waktu lalu diantar oleh Made Arya. Tok tok tok. Kulkul (kentongan) Pura Puseh dipukul bertala-tala, mengucapkan selamat datang.

Para pemuda dari 13 banjar di Desa Adat Munggu berhamburan keluar dari kediaman masing-masing. Mereka mengenakan kostum upacara lengkap, mulai sarung, baju koko, hingga udeng. Satu per satu menyemut memenuhi jalan utama menuju pura di desa itu.

Made menginjak pedal rem mobilnya pelan-pelan. “Jalan ini dekat dengan persimpangan,” katanya. “Hampir setiap percabangan jalan di Desa Munggu dilalui arak-arakan ngerebek (arak-arakan Makotekan),” ujarnya. “Jadi tidak bisa parkir di sini,” katanya lagi. Ia lantas membelokkan setir ke depan rumah toko, 500 meter dari simpang empat Jalan Raya Tanah Lot dan Pantai Seseh, Mengwi.

Seusai memarkir kendaraan, Made membuka bagasi mogil, lalu mengeluarkan kamen. Kamen adalah kain yang biasa dipakai orang Bali untuk upacara adat. Kain ini harus kami pakai saat ikut perayaan Makotekan. “Caranya seperti pakai sarung. Kalau perempuan, panjangnya sampai tumit,” ucapnya. Sedangkan laki-laki, hanya sampai betis.

Selepas melilitkan kamen, Made menyodorkan senteng. Senteng adalah kain yang menyerupai syal. Senteng dipakai di bagian perut, yakni dilingkarkan, lalu diikat kuat.

Setelah berjibaku dengan kain, dari sisi berlawanan, muncul bebunyian nyaring. Klotek… klotek…. Terdengar suara kayu beradu aspal. Segerombol pemuda berjalan memegang galah setinggi 3 meter. Konon, galah itu terbuat dari kayu pulut yang khusus diambil dari hutan.Seorang pemuda Desa Munggu memanjat galah saat tradisi makotekan di Mengwi beberapa waktu yang lalu. (Tempo/Francisca Christy)

Di bagian ujung galah terdapat bendera kuning dan putih bersimbol dewa-dewa. Beberapa di antaranya menggambarkan ikon Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.

Ada sekitar seribuan pemuda menghambur di jalan utama Desa Adat Munggu. Mereka berjalan, berbaris membentuk pleton. Perjalanan mereka diiringi bunyi ceng-ceng atau kecrak alias gamelan Bali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bergabung dengan barisan pemuda, tampak sejumlah pedanda atau pendeta. Mereka terlihat mengibaskan dedaunan yang dicelup ke air sebelumnya, lalu memercikkannya ke gerombolan pemuda yang membawa galah. Kata Made, pedanda itu bertugas mendoakan para prajurit perang—dalam hal ini gerombolan pemuda adat.

Mereka masuk ke pura desa untuk sembahyang sebelum beratraksi. Doa kepada para dewa dilakukan lebih-kurang 15 menit. Selesai berdoa, para pemuda, pedanda, dan pemangku adat lainnya kembali menghambur lagi ke jalan raya. Kini, tradisi makotekan itu baru benar-benar dimulai.

Makotekan akan dilakukan seperti karnaval. Seluruh pemuda desa dan pemangku adat akan berjalan keliling Munggu. Mula-mula, mereka akan berjalan dengan langkah biasa sambil bersenda gurau.

Namun setiap kali menemui tikungan atau persimpangan jalan, seribuan pemuda ini akan memecah diri secara tiba-tiba untuk membentuk kelompok. Di sinilah perang akan dimulai. Para pemuda akan mengangkat galahnya dan dipusatkan ke titik tengah. Dari kejauhan, galah itu tampak seperti kerucut raksasa.

Pemuda dari kelompok melakukan hal yang sama. Kerucut dari galah raksasa itu pun akan diadu. Pemuda saling melakukan penyerangan. Tak tek tak tek…. Irama perang kayu membahana.

Adegan makin barbar ketika seorang dari masing-masing kubu memanjat ke atas galah. Mereka seolah menjadi ujung tombak regu. “Lawan…Dorong…” begitulah teriakan itu memenuhi jalanan sepanjang desa adat. Sesekali, sarung si pemanjat tersangkut tongkat, membuat formasi goyang. Pemandangan jadi gayeng.Pendeta sedang memercikkan air suci di kepala para pemuda yang akan melakukan atraksi Makotekan. (Tempo/Francisca Christy)

Tradisi ini belum akan berakhir kalau para pemuda yang diibaratkan sebagai prajurit perang belum lelah. Kalau langit sudah kekuningan, semangat sudah kendor, satu per satu akan membubarkan diri.

Bila ditarik ke belakang, secara historis, ritual yang digelar berbarengan dengan Hari Raya Kuningan ini diadakan sebagai pengingat perang prajurit Kerajaan Mengwi menaklukkan Kerajaan Blambangan. Dulu kala, Raja Mengwi berkuasa di desa adat tersebut. Namun, tiba-tiba, wilayah itu akan direbut oleh Raja Blambangan.

Pasukan Mengwi lantas melakukan penyerangan. Untuk menghadapi musuh, Raja Mengwi diberkahi sebuah tombak dan tameng dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk menggulingkan lawannya. Setelah berhasil menang, mereka merayakan dengan cara yang unik, yakni saling serang antar-teman.

Makotekan sudah berjalan sejak 1934. Namun, ritual adat yang baru-baru ini ditetapkan sebagai warisan budaya nasional non-benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu pernah dibekukan pada 1940 oleh Belanda. Alasannya karena berpotensi memunculkan perlawanan.

Simak: 7 Desa Wisata Top untuk Mengisi Liburan

Akibatnya, pada 1946, Desa Adat Munggu dilanda bencana besar. Di antaranya tingginya angka kematian, gagal panen, dan keributan. Mereka percaya, kemalangan ini muncul lantaran tradisi mekotekan dihentikan. Setelah itu, upacara kembali digelar sampai sekarang. Tepatnya 210 hari sekali.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

2 jam lalu

Pengunjung bersantai di salah satu pantai di Nusa Dua, Bali, pada libur Lebaran 2024 (Dok. ITDC)
Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

ITDC mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika pada periode 8-18 April mencapai 47.786 orang.


Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

1 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya ke Washington DC antara lain bertemu dengan Utusan Khusus Presiden AS untuk iklim John Kerry, Presiden World Bank David Malpass, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva. Ia juga bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan AS seperti Apple, Tesla, Starlink, dan Chevron. Pertemuan itu di antaranya membahas isu lingkungan hingga investasi. Instagram
Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana investasi perusahaan raksasa Apple di Indonesia dalam jumlah besar.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

1 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Bali Kini Punya Apple Developer Academy, Kursus Gratis Berisi Serba Serbi iOS

2 hari lalu

Bali Kini Punya Apple Developer Academy, Kursus Gratis Berisi Serba Serbi iOS

CEO Apple, Tim Cook, akan meresmikan Apple Developer Academy di Bali. Pelatihan digital itu bisa diikuti cuma-cuma, namun seleksinya ketat.


Apple Developer Academy Akan Dibangun di Bali, Nilai Investasi Rp 1,2 Triliun

3 hari lalu

Logo surat kabar Apple Daily terlihat di kantor pusat penerbitnya Next Digital setelah pengumuman bahwa surat kabar tersebut menutup operasinya sebelumnya, di Hong Kong, China 23 Juni 2021. REUTERS/Tyrone Siu
Apple Developer Academy Akan Dibangun di Bali, Nilai Investasi Rp 1,2 Triliun

Budi Arie mengatakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat akan membangun Apple Developer Academy di Bali.


Super Air Jet Luncurkan Rute Bali-Samarinda, Terbang Perdana 26 April

3 hari lalu

Pesawat Super Air Jet rute Kualanamu-Bandung-Denpasar mendarat perdana di Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, 6 Januari 2023.. Maskapai penerbangan low cost carrier lokal ini menyasar penumpang kaum milenial dan pelancong le berbagai destinasi dalam negeri. TEMPO/Prima Mulia
Super Air Jet Luncurkan Rute Bali-Samarinda, Terbang Perdana 26 April

Maskapai penerbangan Super Air Jet meluncurkan rute baru dari Denpasar, Bali ke Samarinda, Kalimantan Timur.


Penjelasan Polda Bali soal Istri TNI jadi Tersangka Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami

4 hari lalu

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Jansen Avitus Panjaitan (tengah) didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Denpasar Komisaris Besar Wisnu Prabowo (kanan) dan Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf. Agung Udayana menunjukkan foto
Penjelasan Polda Bali soal Istri TNI jadi Tersangka Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami

Polda Bali membantah Anandira Puspita jadi tersangka karena melaporkan dugaan perselingkuhan suaminya yang seorang prajurit TNI


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

7 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi Libur Lebaran Teratas Tahun Ini dari Bali hingga Makassar

9 hari lalu

Wisata Bali (TEMPO/Mila Novita)
5 Destinasi Libur Lebaran Teratas Tahun Ini dari Bali hingga Makassar

Selain menunjukkan data destinasi libur Lebaran teratas, Igloo juga memberikan tips perjalanan untuk musim liburan berikutnya


Kakorlantas Ungkap Dugaan Sementara Penyebab Kecelakaan KM 58: Mobil Kecepatan Tinggi dan Kelebihan Muatan

10 hari lalu

Seorang petugas melihat bangkai kendaraan pascakecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 di Pool Derek Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat, Senin, 8 April 2024. Kakorlantas Polri Brigjend Pol Aan Suhanan menyatakan 12 orang tewas dan dua orang luka-luka dalam kecelakaan yang melibatkan tiga kendaraan yaitu Bus Primajasa, Grand Max dan Daihatsu Terios di Jalan Tol Cikampek Km 58. ANTARA/Bayu Pratama S
Kakorlantas Ungkap Dugaan Sementara Penyebab Kecelakaan KM 58: Mobil Kecepatan Tinggi dan Kelebihan Muatan

Menurut Kakorlantas, tak ada tanda pengereman dari sopir mobil Gran Max di lokasi kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.