TEMPO.CO, Jakarta - Jejak misionaris Yonas Nandisa terpatri dalam prasasti petilasan Kristen Injili di sebuah pulau nihil penghuni, yakni Pulau Dua, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Petilasan berbentuk tugu itu diabadikan sebagai pengingat masuknya nasrani di wilayah kepala burung pulau paling timur Nusantara tersebut.
Wakil Bupati Tambrauw Mesak Matusalak Yekwam, yang ditemui Tempo di Distrik Sausapor, Tambrauw, Papua Barat, Selasa, 15 Mei lalu, mengatakan masyarakat mengingatnya sebagai sejarah penting. “Yonas, seorang guru injili, mendarat pada 12 Agustus 1912 di Pulau Dua,” kata Mesak.
Baca juga: Antisipasi 5 Hal Berikut Saat Melancong ke Papua
Maka itu, Pulau Dua, selain dinobatkan sebagai taman laut, juga dianggap sebagai tempat paling bersejarah di Tambrauw. Pulau ini merekam masuknya ajaran keyakinan yang kini dianut lebih dari 90 persen masyarakat di kabupaten tersebut.
Dulu, di tengah pulau itu, berdiri sebuah gereja Kristen kuno. Bangunannya klasik dan interiornya mengandung besi-besi tua. Namun gereja pernah koyak akibat Perang Dunia II. Kala itu, terjadi pertempuran Sekutu yang memreteli pertahanan Jepang di wilayah Papua Barat. Pulau Dua pun ikut terdampak.
Masyarakat yang dulu hidup di sekitar gereja diungsikan ke Pulau Biak. Setelah itu, Pulau Dua kosong selama belasan tahun. Ketika masyarakat kembali, kata Mesak, gereja itu ditemukan sudah tak berbekas.
“Lonceng dan barang-barang dari besi tua lainnya sudah diambil entah oleh siapa,” ujar Mesak. Masyarakat juga tak berlama-lama tinggal di Pulau Dua. Mereka memilih menyeberang hidup di pesisir daratan Papua Barat, seperti di Distrik Sausapor. Sebab, di Pulau Dua, tak ada tanaman yang bisa diolah. “Hasil bumi tidak ada,” katanya.
Kini masyarakat hanya mengunjungi Pulau Dua untuk menggelar ibadah akbar setiap Agustus. Enam tahun lalu, mereka merayakan 100 tahun masuknya ajaran Kristen Injili di Tambrauw.
Pemerintah daerah sedang mengupayakan pembangunan kembali tugu itu sebagai situs sejarah. Meski letaknya jauh di lambung pulau, tugu petilasan Yonas berpotensi menarik wisatawan yang gemar dengar cerita sejarah.
Adapun selain bisa belajar sejarah, di Pulau Dua, wisatawan dapat menikmati pantai pasir putih dengan pemandangan laut lepas Samudera Pasifik yang biru. Di laut itu, nelayan biasa mencari ikan dengan menombaknya. Pulau Dua menjadi tempat terbaik mencari ikan di Tambrauw.
Snorkeling juga menjadi salah satu atraksi yang ditawarkan di sana. Anomen, karang, dan ikan-ikannya sangat beragam.
Untuk menuju Pulau Dua, wisatawan harus menyewa speed boat dari Pelabuhan Sausapor di ibu kota sementara Sausapor. Waktu tempuhnya lebih-kurang 1 jam. Bisa juga menempuh jalur darat dari Sausapor menuju Distrik Werbes, lantas menunggang jhonson atau kapal tradisional dengan waktu tempuh 30 menit.