Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Mahasiswi Indonesia Ditargetkan Sampai Puncak Everest 17 Mei

image-gnews
fransiska Dimitri Inkiriwang (kiri) dan Mathilda Dwi Lestari (kanan). Dokumentasi: Tim WISSEMU
fransiska Dimitri Inkiriwang (kiri) dan Mathilda Dwi Lestari (kanan). Dokumentasi: Tim WISSEMU
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan Bandung tengah mendekati puncak gunung terjangkung di dunia, Everest yang berketinggian 8.848 meter dari permukaan laut (mdpl).

Duo pendaki, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, keduanya berusia 23 tahun, perlu waktu lima hari lagi untuk sampai ke puncak. Perjalanan menuju ke puncak Gunung Everest dimulai Kamis, 10 Mei 2018. Titiknya dari Desa Zhaxizongxiang yang berada di ketinggian 4.150 (mdpl).

Baca juga:

Mahasiswi Indonesia Sampai di Ketinggian 7000 Mdpl

Jalur selanjutnya melintasi ulang rute yang telah dilalui ketika proses aklimatisasi yaitu, Intermediate Camp di ketinggian 5.800 mdpl, naik ke Advanced Base Camp (ABC) di 6.400 mdpl. Titik tujuan berikutnya North Col 7.020 mdpl, lalu Camp 1 di posisi 7.050 mdpl.

Setelah itu beberapa rute baru menanti, mulai dari Camp 2 di ketinggian 7.800 mdpl, Camp 3 (8300 mdpl), lalu Puncak Everest (8848 mdpl). “Setengah perjalanan menuju summit sudah sempat kami lewati saat aklimatisasi kemarin, setengah lagi masih misteri, semua sekarang bergantung pada Tuhan. Kami akan berusaha sekuat tenaga, mohon doa, semoga Tuhan bersama kita, Indonesia,” kata Mathilda lewat keterangan tertulis dari tim pendukung, Sabtu, 12 Mei 2018.

Perjalanan dengan serangkaian rute itu ke puncak itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar tujuh hari. Paling cepat mereka akan sampai puncak Everest, Kamis, 17 Mei 2018 waktu setempat. Namun kondisi cuaca bisa mengubah rencana pendakian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fransiska dan Mathilda kini mendapat sokongan dari empat anggota tim pendukung yang berangkat dari Bandung 28 Maret lalu. Mereka bertemu di Desa Zhaxizongxiang. Tim membawa suplai logistik dan makanan juga dukungan moral dan mental untuk kedua pendaki sebelum Summit Push.

Tim Support WISSEMU akan menetap di Nepal untuk memonitor pergerakan dan mempemudah pelaporan ke Bandung.

Cita-cita untuk mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi di dunia sudah di depan mata. Tim meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mengiringi perjuangan kedua pendaki wanita Indonesia pertama dalam ekspedisi Seven Summits, tujuh puncak gunung tertinggi di tujuh benua dunia.

ANWAR SISWADI (Bandung)

Artikel lain: Siap-siap Banjir Diskon di Dubai, Intip Tawaran di 3 Tempt Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

31 hari lalu

Ilustrasi pendaki Gunung Everest (Pixabay)
Demi Keselamatan, Pendaki Gunung Everest dari Nepal bakal Diwajibkan Bawa Chip

Chip ini diperkirakan akan mulai berlaku pada musim semi mendatang, yang bertepatan dengan dimulainya musim pendakian di Gunung Everest.


17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

4 Januari 2024

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika. Foto: Canva
17 Landasan Pesawat Paling Berbahaya di Dunia, Ada di Asia hingga Antartika

Daftar landasan pesawat paling berbahaya di dunia, di antaranya Bandara Lukla di pegunungan Everest, Nepal hingga Bandara McMurdo di Antartika.


Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

31 Oktober 2023

Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, dan puncak pegunungan Himalaya lainnya terlihat melalui jendela pesawat selama penerbangan gunung dari Kathmandu, Nepal 15 Januari 2020. REUTERS/Monika Deupala
Pemanasan Global Akibatkan Everest Kehilangan Sepertiga Es dalam 30 Tahun

Gunung Everest di Nepal yang tertutup salju telah kehilangan hampir sepertiga esnya dalam lebih dari 30 tahun akibat pemanasan global


Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

31 Oktober 2023

Ilustrasi Gunung Everest (REUTERS)
Pejabat Malaysia Meninggal saat Mendaki Everest

Kementerian Luar Negeri Malaysia memastikan seorang pejabatnya, Parthiban A/L Kandasamy, 38 tahun, meninggal saat melakukan pendakian ke Everest.


Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

27 Juli 2023

Pendaki gunung Norwegia Kristin Harila,  di Kathmandu, Nepal 4 Mei 2023. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pendaki Wanita Norwegia Taklukkan 14 Puncak Tertinggi Dunia dalam 3 Bulan

Seorang wanita Norwegia dan pemandu sherpa-nya berhasil mendaki 14 puncak gunung di atas 8.000 meter hanya dalam waktu 3 bulan.


Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

2 Juni 2023

Ngima Tashi Sherpa berjalan sambil menggendong seorang pendaki Malaysia saat menyelamatkannya dari zona kematian di atas kamp empat di Everest, Nepal, 18 Mei 2023. Pemandu sherpa Nepal ini menyelamatkan pendaki Malaysia yang bergelantungan di tali dan menggigil kedinginan. Gelje Sherpa/Handout via REUTERS
Pendaki Malaysia Diselamatkan dari 'Zona Kematian' Puncak Everest

Seorang pemandu Everest melihat pendaki Malaysia tu berpegangan pada tali dan menggigil kedinginan di daerah yang disebut "zona kematian".


Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

26 Mei 2023

Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Pria Ini Pecahkan Rekor, 28 Kali Mendaki Puncak Everest

Seorang pendaki Nepal yang mendaki Gunung Everest mencatatkan rekor ke-28 kalinya minggu ini.


Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

21 Mei 2023

Pendaki melintasi sungai gletser kering menuju Periche. Dingboche dan Lobouche terdapat tempat bernama Periche dan Thukla. Pericha adalah desa kecil yang sangat indah berada di samping aliran sungai gletser yang jernih. Foto: Robertus Robet
Ekspedisi Malaysia ke Everest, Satu Pendaki Meninggal dan Lainnya Hilang

Satu pendaki anggota tim Misi Everest Malaysia 2023 meninggal, dan seorang lainnya hilang setelah mencapai puncak gunung tertinggi dunia itu.


Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

4 Mei 2023

Suasana di Everest Base Camp, Nepal. Pendakian ke Puncak Everest dari sisi Nepal, bermula dari Everest Base Camp (EBC), di ketinggian 5.364 meter. Untuk mencapai EBC, pengunjung harus melalui penerbangan domestik dari Kathmandu ke Lukla. Foto: Robertus Robet
Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

Dr Podolskiy dan timnya menghabiskan tiga minggu menggigil di Gletser Trakarding-Trambau dengan pemandangan penuh Gunung Everest.


Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

16 Januari 2023

Co-pilot Anju Khatiwada. Foto : ABP News )
Kisah Sejoli Pilot Nepal, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Berselang 16 Tahun

Anju Khatiwada, co-pilot yang menjadi salah korban jatuhnya pesawat Yeti Airlines Nepal, menyusul suaminya, seorang pilot yang tewas 16 tahun lalu.