TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) menyatakan "Surabaya Vaganza" yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Parade Budaya dan Bunga menjadi agenda tahunan yang bisa dijual ke luar negeri. Perhelatan ini digelar setiap peringatan Hari Jadi Surabaya
"Ini akan menjadi destinasi wisata saat pelaksanaannya," kata Tri Rismaharini saat menyaksikan "Surabaya Vaganza" di Taman Bungkul, Ahad, 5 Mei. Dia meminta semua kelompok dan komunitas yang terdiri dari berbagai suku dan etnis ikut serta dalam acara tersebut.
Sebelumnya Asisten Administrasi Umum Sekretaris Kota Surabaya Hidayat Syah mengatakan ada 83 peserta yang meramaikan Surabaya Vaganza 2018. Mereka muncl dengan 41 mobil hias dan 42 peserta pawai budaya dan drumband.
Para partisipan itu berasal dari berbagai daerah, di antaranya Nias, Minang, Lampung, Bali, Bogor, Papua, India, Maluku Barat Daya, Tapanuli, Sulawesi Selatan, NTT dan Konsulat Jenderal Jepang.
Risma mengatakan kotanya sudah memasuki usia yang ke-725 tahun. Menurutnya, usia tersebut tidaklah muda lagi sehinga pasti banyak hal yang telah dilewati. “Banyak pejuang-pejuang lahir di kota ini.”
Baca Juga:
Dia berpesan dalam usia Surabaya saat ini sebaiknya (warganya) selalu bersikap dewasa dalam menghadapi setiap permasalahan. Ia meminta warga tidak egois dalam menghadapi permasalahan.
"Kota ini adalah kota perjuangan. Maka dari itu saya mohon kepada seluruh warga di sini untuk tidak boleh mengenal kata menyerah, dan putus asa. Tidak boleh lari kalau ada masalah. Mari kita hadapi dan selesaikan masalah secara bersama-sama," ujarnya.
Dia mengatakan bulan Juni nanti Kota Surabaya akan mendapatkan penghargaan Lee Kwan Yeuw Award. “Jadi, saya minta kepada warga untuk terus gotong-royong, karena itu menjadi pusaka yang menjadikan kota ini bisa sejajar dengan kota-kota lain di dunia."
ANTARA