TEMPO.CO, Cirebon - Cirebon, kota persinggahannya para wali sekaligus tempat yang tepat untuk wisata belanja. Kota itu menyimpan beragam kuliner yang menarik untuk dicoba. Semisal empal gentong, nasi jamblang, dan mi kocok.
Baca juga:
Masjid Merah di Kota Cirebon Peninggalan Masa Kolonial
Jika Hanya Punya Waktu 6 Jam di Cirebon, Sebaiknya ke Mana Saja?
Tak cuma kuliner santap di tempat, ada beragam oleh-oleh yang bisa dijinjing untuk dibawa pulang dari Cirebon. Jika selama ini emping menjadi primadona buah tangan dari Cirebon, ada beberapa makanan lain yang bisa menjadi alterntif kalau khawatir kena asam urat. Berikut buah tangan selain emping yang dapat dibeli di kota udang, yang dihimpun Tempo ketika berkunjung ke Cirebon beberapa waktu lalu.
1. Tapai Ketan
Tapai ketan
Memang cukup gamang menentukan oleh-oleh apa yang harus dibawa dari Cirebon lantaran terlalu banyak produk kuliner yang bisa dijinjing. Kalau emping dianggap sudah biasa, pilihan yang cukup menarik adalah membeli teman makan emping, yakni tapai ketan.
Tak seperti tapai di daerah lain yang umum dibungkus pakai daun pisang, tapai ketan di Cirebon, dengan merek Sari Alami, dibungkus menggunakan daun jambu biji. Tapai ini dikemas kecil-kecil, menyesuaikan lebar daun. Dengan begitu, satu bungkus tapai bisa langsung dicaplok alias sekali makan.
Aroma khas dari daun jambu biji juga menggugah selera makan, sampai air hasil fermentasi ketan juga beraroma sedap. Tak perlu khawatir cepat basi karena tapai tahan sekitar sebulan. Tapai ketan bisa dijumpai di toko oleh-oleh Kanoman, Jalan Kanoman, Pasar Kanoman, Cirebon. Per ember tapai berisi 80 buah dibanderol Rp 55 ribu.
2. Teh Upet
Oleh-oleh teh upet di Pasar Kanoman, Cirebon. TEMPO | Fransisca Christy Rosana
Di jajaran rak toko oleh-oleh di Pasar Kanoman, Cirebon, ada yang begitu menyolok pandangan: teh tradisional yang dibungkus karton coklat. Teh Upet Cirebon, namanya. Yetti, pedagang oleh-oleh di toko yang menjajakan beragam penganan khas Cirebon mengatakan, teh tersebut merupakan minuman seduh merek lokal yang umum dikonsumsi masyarakat.
Rasanya sepat dan aroma daun tehnya sangat menyengat. Teh upet bisa dijumpai di toko oleh-oleh Ibu Yetti, Jalan Kanoman Nomor 10, Cirebon. Harganya Rp 19 ribu per bungkus.
3. Kue Gapit
Oleh-oleh kue gapit di kawasan Pasar Kanoman, Cirebon. TEMPO | Francisca Christy Rosana
Digapit atau dijapit. Penamaan kue kering ini sesuai dengan proses pembuatannya. Kue gapit dibikin dengan cara dijapit oleh lempengan besi sebelum dibakar. Karena begitu prosesnya, maka bentuk yang dihasilkan menjadi pipih.
Bahan utama penganan tersebut adalah tapioka. Inilah yang membikin kue gapit sering disamakan dengan kue simping karena memang serupa. Bedanya ada pada ketebalan dan lebar kue. Kue gapit lebih tebal dengan diameter yang lebih kecil.
Dulu, kue gapit cuma memiliki satu rasa, yakni original. Kini, para pembuat kue yang masuk dalam industri rumahan menginovasi kue gapit sehingga memiliki beragam rasa, seperti keju, bawang, kencur, kacang bawang, wijen, cokelat, jahe, dan balado. Kue gapit banyak ditemukan di toko oleh-oleh dan umumnya dijual kiloan. Harganya Rp 30 ribu per kilogram.