Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Warung Padang Lezat Jakarta, Ada yang Diminati Anthony Bourdain

image-gnews
Suasana warung Lapau Nasi Zal Nasir di jalan Pasar Bandar Buat, Padang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Suasana warung Lapau Nasi Zal Nasir di jalan Pasar Bandar Buat, Padang. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah makan Padang sudah pasti bisa ditemui di daerah mana pun di Indonesia. Di Jakarta, tentu saja ada ribuan warung padang di penjuru kota.

Beberapa diantara rumah makan Padang tersebut telah memiliki nama besar. Berikut ini tiga warung Padang populer di Jakarta, yang salah satunya baru-baru ini dikunjungi koki selebritas asal Amerika Serikat, Anthony Bourdain.

1. Rumah Makan Padang Surya

Koki selebritas internasional Anthony Bourdain pada 29 April lalu berkunjung ke Jakarta. Di akun media sosial berbagi Instagram-nya, ia mengunggah foto tengah menyambangi Rumah Makan Padang Surya di Bendungan Hilir, Jakarta Selatan.

Dalam unggahan tersebut, ia menampilkan foto kawannya, Todd Liebier, seorang direktur fotografi, sedang berada di antara para pramusaji yang tengah membawa berpiring-piring masakan khas Minang di rumah makan itu.

Rumah Makan Padang Surya memang sudah punya nama populer di Ibu Kota. Tempat ini terkenal dengan masakan ayam popnya. Harga rata-rata sekali makan di sini per orang berkisar Rp 50 ribu.

2. Rumah Makan Padang Simay

Jauh dari kata mewah, rumah makan Padang yang satu ini malah tampak sangat sederhana. Namun jangan ditanya soal rasanya. Warung milik Hj Meyyulis ini telah menerima beragam penghargaan. Salah satunya memenangi Festival Rendang Padang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menu rendang di Rumah Makan Padang Simay menyandang predikat sebagai Rendang Mendunia. Predikat itu diberikan pada 2012. Tempo, yang berkunjung ke rumah makan tersebut di Jalan Palmerah Barat pada Selasa, 1 Mei 2018, mendapati rendang Simay banyak diburu oleh pengunjung. Hampir semua konsumen yang datang pada saat itu memesan nasi lauk rendang. 

Pusat rumah makan Simay berada di Blok F Tanah Abang. Sedangkan cabangnya berada di Jalan Palmerah Barat dan Jalan Palmerah Utara. Untuk makan di sini, Anda tak perlu menyiapkan bujet berlebih. Hanya RP 30 ribu, Anda dapat makan kenyang.

3. Rumah Makan Padang Merdeka

Rumah makan Padang asli Sumatera Barat ini telah melenggang di dunia kuliner sejak 1978. Namanya memang sudah kesohor sebagai restoran Padang kelas menengah ke atas di Jakarta.

Berada di kawasan Kota Tua Jakarta, Rumah Makan Padang Merdeka kerap menjadi tujuan wisatawan untuk makan siang atau makan malam. Salah satu menu andalannya ialah ayam pop. 

Untuk bersantap di rumah makan ini, Anda kudu menyiapkan bujet agak besar. Kira-kira Rp 80-100 ribu sekali makan kenyang. Selain di kawasan Kota Tua, Rumah Makan Padang Merdeka dapat ditemui di Pluit, Jakarta Utara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BNI Bantu Diaspora di Belanda, DPR Beri Apresiasi

24 Juni 2022

Buka Cabang Di Amsterdam, Ekspansi BNI dipuji DPR
BNI Bantu Diaspora di Belanda, DPR Beri Apresiasi

Uni Suprapti asal Pariaman menjadi diaspora di Belanda dan membuka Restoran Padang.


Kivlan Zen Gugat Wiranto Rp 8 Miliar, Bayar Utang Warung Padang

13 Agustus 2019

Mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen tiba di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu, 29 Mei 2019. Ia diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan makar serta dugaan penyebaraan berita bohong (hoaks).  TEMPO/M Taufan Rengganis
Kivlan Zen Gugat Wiranto Rp 8 Miliar, Bayar Utang Warung Padang

Kivlan Zen menggugat Menko Polhukam Wiranto untuk mengganti uang pribadinya yang terpakai dalam pembentukan pasukan Pam Swakarsa pada 1998.