TEMPO.CO, Sabang--Budaya tradisional etnik Aceh, Seni Tutur Papa atau menyapa para tamu undangan dan Tarian Rapai Geleng mengawali pembukaan "Festival Khanduri Laot" (kenduri laut) di Dermaga CT-3 BPKS Sabang, Provinsi Aceh, Sabtu, 28/4.
Seni tutur papa merupakan kebisaan masyarakat provinsi paling ujung barat Indonesia untuk menyapa para tamu undangan sembari berbalas pantun. Para tamu undangan yang dipimpin seorang syeh sebelum masuk ke sebuah acara terlebih dahulu meminta izin dengan syair dan yang mengundang pun mempersilahkan tamu itu masuk dengan pantun pula.
Kemudian, Wali Kota Sabang Sabang Nazaruddin bersama tamu undagan yakni, Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata RI Indroyono Soesilo, Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan dan Politik Abdul Karim dan unsur Forkompinda lainnya disambut dengan Tarian Rapai Geleng.
Rapai Geleng merupakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerja sama, kebersamaan, dan penuh kekompakan. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan.
Pemerintah Kota Sabang menggelar "Fertival Khanduri Laot" atau kenduri laut untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir di kepulauan paling ujung barat Indonesia itu pada 27 April hingga 1 Mei 2018.
"Khanduri laot merupakan tradisi masyarakat nelayan dan pegelaran Festival khanduri laot untuk mempromosikan budaya masyarakat pesisir," kata Wali Kota Sabang Nazaruddin.
Festival Khanduri Laot di pusatkan di area Dermaga Container (CT-3) Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).
Festival akan menampilkan atraksi seni budaya masyarakat pesisir kepulauan, diantaranya, atraksi budaya adat melaut, festival kuliner khas Aceh dan pentas pesona budaya tradisi masyarakat nelayan pesisir.
juga akan digelar pameran produk kreatifitas masyarakat pesisir. Ada juga zikir akbar, khanduri untuk Aulia 44 keramat dan anak yatim serta dialog budaya dan silaturrahmi antar Panglima Laot (Panglima Loat) atau lembaga adat se-Aceh.
Khanduri laot adalah tradisi yang digelar pada bulan Syakban (bulan Arab) sebelum Ramadhan. Para nelayan secara sukarela berpatungan mengumpulkan dana untuk menggelar acara syukuran bersama anak yatim.
ANTARA