Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyabab Kematian Badak Jawa Samson Disebabkan Kolik Usus

Reporter

image-gnews
Sejumlah petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon memeriksa bangkai badak cula satu (Rhinoceros sondaicus) di Pantai Karang Ranjang kasawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, 26 April 2018. Setelah dilakukan proses identifikasi pada bangkai dan pencocokan dengan database badak jawa, dengan ciri khas robekan pada telinga sebelah kiri, diketahui bahwa badak yang mati tersebut bernama Samson (ID: 037.2012), dengan perkiraan umur lebih dari 30 tahun. Facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sejumlah petugas Balai Taman Nasional Ujung Kulon memeriksa bangkai badak cula satu (Rhinoceros sondaicus) di Pantai Karang Ranjang kasawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, 26 April 2018. Setelah dilakukan proses identifikasi pada bangkai dan pencocokan dengan database badak jawa, dengan ciri khas robekan pada telinga sebelah kiri, diketahui bahwa badak yang mati tersebut bernama Samson (ID: 037.2012), dengan perkiraan umur lebih dari 30 tahun. Facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim dokter hewan WWF Indonesia dan Institut Pertanian Bogor mengambil kesimpulan awal bahwa kematian badak Jawa bernama Samson di Taman Nasional Ujung Kulon bukan disebabkan penyakit infeksius atau perburuan liar. “Tetapi karena kolik usus,” kata ahli patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB Dr Drh Sri Estuningsih dalam keterangan tertulis diterima di Banjarmasin, Sabtu, 28/4.

Kesimpulan awal itu itu diperoleh berdasar hasil investigasi forensik bangkai Samson. "Dari hasil nekropsi, beberapa organ sudah dalam keadaan hancur akibat proses pembusukan, seperti ginjal dan paru-paru," kata Dr Drh Sri Estuningsih.

Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) jantan bernama Samson itu ditemukan mati di Pantai Karang Panjang, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), pada 23 April 2018.

Tim dokter hewan telah mengambil beberapa sampel organ yang masih dinilai layak untuk diperiksa lebih lanjut di Laboratorium Histopatologi Divisi Patologi FKH IPB.

Kolik atau torsio usus adalah terpuntirnya usus besar dan usus kecil terpuntir (torso), sehingga mengakibatkan kerusakan pada usus besar. Itu menyababkan bakteri mikroflora usus menghasilkan racun dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh badak.

Pada pengamatan luar, kondisi bangkai badak masih utuh, cula masih menempel pada kepala, tidak ada tanda-tanda luka pada tubuh. Kondisi bangkai menunjukkan sudah terjadi pembusukan yang ditandai dengan pengeluaran gas disertai busa dari celah kulit badak, kulit dan cula mudah terlepas.

Pada bagian mata, mulut, hidung, alat kelamin, dan anus berwarna merah, ditemukan juga telur lalat, belatung pada permukaan kulit di bagian kaki depan dan belakang.

Hasil pengamatan bagian dalam (hasil nekropsi) terdapat perubahan warna pada sebagian besar organ (ginjal, paru, hati, limpa, dan usus) yang telah mengalami pembusukan. Hal itu ditandai dengan konsistensi organ yang sudah lunak menyerupai bubur dan perubahan warna organ, serta terdapat gas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada rongga tubuh thorax dan abdomen ditemukan cairan transudat yang cukup banyak. Pada usus ditemukan adanya bagian usus yang terpuntir antara usus halus dan usus besar yang menyebabkan terjadi rupture usus bagian sekum.

Isi usus sebagian terhambur mengenai dinding serosa usus yang ditandai adanya sisa makanan menempel pada serosa usus dan dinding badan (peritoneum), di dalam saluran pencernaan terdapat cacing berbentuk bulat yang ditemukan dalam jumlah banyak.

Tim juga tidak menemukan tanda adanya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit yang bersifat akut.

Project Leader WWF Indonesia drh Kurnia Khairani yang berkantor di Ujung Kulon menegaskan hal terpenting adalah kematian ini bukan disebabkan oleh perburuan badak, karena cula masih menempel pada tubuh badak.

Dia  mendorong pemerintah segera merampungkan Strategi Konservasi Badak 2018-2023, dan fokus mengembangkan populasi badak jawa selain di Ujung Kulon. “Itu untuk mencegah kepunahan badak jawa yang disebabkan oleh penyakit epidemi yang masif, bencana alam seperti tsunami atau gempa bumi," ujar Kurnia.

Penyakit infeksius yang bersifat epidemik dikhawatirkan dapat menyebar secara cepat ke seluruh populasi badak jawa apabila kondisi hanya populasi tunggal, yaitu hanya ada di Ujung Kulon. Karenanya pengembangan populasi kedua harus segera menjadi prioritas strategi konservasi badak jawa ke depan.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

4 jam lalu

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.


Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

57 hari lalu

Kematian Badak Sumatera di Kalimantan
Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.


Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis kabar kelahiran bayi Badak Sumatera berjenis kelamin Jantan di SRS Taman Nasional Way Kambas Sabtu, 25 Nopember 2023. Dok TNWK
Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.


Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Koleksi Badak di Sumatra Rhino Sanctuary  (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bertambah satu setelah September lalu terlahir bayi dari pasangan Ratu dan Andalas. Tempo/Parliza Hendrawan
Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.


Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Petugas berusaha menenangkan badak sebelum memotong cula untuk mencegah perburuan liar di Buffalo Dream Ranch, Klerksdorp, Afrika Selatan, Senin, 6 September 2021. Para pemburu liar biasanya membunuh badak untuk mendapatkan culanya. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.


Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Anak badak bermain bersama induknya di Kebun Binatang Whipsnade. Spesies badak bercula 1 juga terdapat di wilayah Indonesia, salah satunya berada di Ujung Kulon, Banten. Dailymail
Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.


Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Ilustrasi Badak Sumatra. Wikimedia
Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.


Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."


Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.


Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Anak badak putih afrika, Ramadani Jumat Agung di penangkaran badak putih di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 April 2023. (ANTARA/HO-Humas Taman Safari Bogor)
Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.