TEMPO.CO, Sleman - Kopi Merapi ikut dipamerkan dalam Helsinki Coffee Festival 2018 pada 20-22 April di Finlandia. Kopi yang ditanam di lereng Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta ini bukan cuma mengharumkan nama kopi Nusantara di dunia. Namun juga menjadi catatan bangkitnya perekonomian penduduk lokal dari erupsi besar-besaran yang terjadi 2010 lalu.
Sebelum erupsi, warga yang terhimpun dalam Koperasi Merapi memiliki lahan seluas 800 hektare. Namun, sewaktu fenomena alam itu terjadi, lahan tersebut tertutup abu hingga yang tersisa tinggal 50 hektare. “Warga mulai menanam kopi lagi dan kini sudah sekitar 350 hektare lahan bisa dimanfaatkan kembali,” kata Ketua Koperasi Merapi Sumijo di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Selasa, 24 April.
Baca juga: Lereng Merapi Dijadikan Sentra Perkebunan Kopi
Kopi Merapi pun mulai diproduksi dan dikirim ke luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, dan Tangerang. Tempo mengunjungi koperasi tersebut dan menyaksikan berkarung-karung biji kopi siap sangrai ditumpuk di gudang. “Ini pesanan,” kata Juwanto, pegawai koperasi Kopi Merapi yang ditemui di tempat yang sama.
Kopi Merapi memiliki jenis arabika dan robusta. Keduanya ditanam di ketinggian 700-1.200 mdpl. Kopi ini hidup di kawasan Kaliadem, tepat di kaki gunung.Kemasan kopi Merapi di Koperasi Merapi, Jalan Kaliurang KM 20, Sleman, Yogyakarta. Tempo/Francisca Christy Rosana
Menjelang Mei, petani setempat bersiap menyambut panen raya kopi. Biji-biji yang telah dipanen lalu akan diproses di Koperasi Merapi, yakni di Jalan Kaliuran KM 20, Sleman. Wisatawan yang datang pun dapat melihat proses lengkapnya. Mulai penjemuran kopi, sangrai, hingga penggilingan.
Lantas bagaimana rasa kopi merapi? Mari coba kopi arabica. Kopi Merapi memiliki keistimewaan after taste atau rasa yang tertinggal dengan karakter fruitty alias buah-buahan yang kuat. Sebab, kopi ini ditanam di dekat tanaman cokelat, mangga, kelapa, dan buah-buahan lainnya.
Bila diminum tanpa gula, seteguk kopi Merapi pun akan terasa lembut. “Bodinya ringan,” kata Sumijo.
Wisatawan bisa membawa pulang kopi Merapi sebagai buah tangan. Per 250 gram arabica, kopi Merapi dijual RP 50 ribu, sedangkan robusta Rp 30 ribu. Selain bisa menikmati kopi, pelancong yang datang ke koperasi dapat bermain-main di kebun kopi. Letaknya tepat di belakang gedung koperasi.
Artikel lain: Perlengkapan Outdoor Kian Beragam, Ini 5 Alat yang Sedang Hit