Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sarapan yang Beda di Jogja, Makan Pempek Nyonya Kamto

image-gnews
Sepiring pempek Nyonya Kamto di Festival Jajanan Bango, Jakarta, 15 April lalu. Tempo/Francisca Christy Rosana
Sepiring pempek Nyonya Kamto di Festival Jajanan Bango, Jakarta, 15 April lalu. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran pempek Nyonya Kamto di Yogyakarta memberi sentuhan lain pada citarasa kuliner Kota Gudeg yang identik dengan manis. Pempek yang sudah melegenda sejak 1984 ini konon menjadi pempek Palembang populer pertama di kota pelajar itu.

Penggagasnya, yakni istri Kamto Junaidi, adalah warga asli kota “Wong Kito Galo”. “Ibu mertua saya asli Palembang dan menikah dengan Pak Kamto orang Jogja,” kata mantu Nyonya Kamto, Wiliana, saat ditemui dalam acara Festival Jajanan Bango di MH Thamrin, Jakarta Pusat, 15 April lalu. 

Baca juga: 4 Pilihan Oleh-oleh Khas Palembang Selain Pempek

Nyonya Kamto, menurut Wiliana, kala itu memberanikan diri membuka bisnis kuliner khas Palembang yang rasanya bertolak belakang dengan lidah orang Yogyakarta. Cuko atau cuka, yakni bumbu utama pempek, diracik sesuai dengan citarasa aslinya yang kecut dan pedas.

Namun, seiring dengan perkembangannya, Nyonya Kamto menyesuaikan dengan selera orang lokal. Kuah cuko pun dipermanis sehingga rasanya tak terlalu ‘nylekit’. Penasaran, Tempo lantas menjajal pempek tersebut.

Saat itu, Wiliana merekomendasikan pempek kapal selam dan kulit yang menjadi favorit pengunjung. Pempek ini termasuk yang berukuran jumbo. Ukurannya hampir setengah kepalan tangan orang dewasa untuk kapal selam. Sedangkan diameter pempek kulit kira-kira 7-8 sentimeter.

Aroma ikan kedua jenis pempek itu kuat menyapa penciuman saat dihidangkan. “Kami menggunakan ikan tenggiri,” ujar Wiliana. Ia tak menggunakan ikan belida yang tumbuh di Sungai Musi, seperti yang kerap digunakan untuk olahan pempek asli Palembang. Sebab, tenggiri dinilai lebih gurih. Lagi pula, belida sudah jarang ditemukan.

Selain itu, ada beda yang mencolok antara pempek Nyonya Kamto dan pempek asli Palembang. Pempek Nyonya Kamto memakai dua jenis kuah, yakni kuah manis dan kuah pedas. Bagi warga Yogyakarta yang umumnya cenderung doyan manis, mereka bisa memilih kuah manis. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kuah pempek Nyonya Kamto, saat dituang ke mangkuk, tampak sangat kental. Seperti ada bumbu-bumbu tumbuk kasar yang turut tertuang ke dalam mangkuk. “Kuah kami kental karena terbuat dari gula aren pilihan yang dicampur dengan ebi,” ujar Wiliana.

Adapun kecap yang membuat warna cuko itu gelap berasal dari kecap racikan sendiri. Wiliana dan keluarga telah bekerja sama dengan perusahaan kecap untuk membuat racikan kecap khusus bersertifikasi halal.

Ketika pempek kapal selam dibelah, rebusan telur ayam negeri menyembul keluar, bercampur dengan kuah cuko. Warna telur yang tampak putih seketika berubah rona menjadi keruh.

Saat disantap, tak terbayang lagi rasanya. Aduhai, ada manis, gurih, asam, dan pedas yang nano-nano menjadi satu.

Seporsi pempek kapal selam di warung Nyonya Kamto dijual Rp 14 ribu. Warung itu berlokasi di Jalan Beskalan Nomor 3, Malioboro, Yogyakarta. Tiap hari, Nyonya Kamto membuka warung pukul 08.00-21.00. Tentu bisa menjadi salah satu alternatif untuk sarapan.

Artikel lain: Cold Moo Swirls, Kedai Es Krim yang Lagi Naik Daun di Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar 10 Camilan Terenak Versi Taste Atlas, Ada Pempek dan Batagor dari Indonesia

42 hari lalu

 Semangkok pempek kapal selam di sentra pempek, Jalan Mujahiddin, Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Daftar 10 Camilan Terenak Versi Taste Atlas, Ada Pempek dan Batagor dari Indonesia

Taste Atlas merilis daftar 10 jajanan kaki lima paling enak di dunia. Pada kali ini, pempek dan batagor berhasil menempati peringkat 5 besar camilan.


Pempek Hidangan Terbaik dari Indonesia Versi TasteAtlas

14 Desember 2023

 Semangkok pempek kapal selam di sentra pempek, Jalan Mujahiddin, Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Pempek Hidangan Terbaik dari Indonesia Versi TasteAtlas

Ada tiga makanan dari Indonesia yang masuk dalam daftar 100 hidangan terenak TasteAtlas, salah satunya pempek


Indonesia Peringkat Ke-6 Negara dengan Masakan Terbaik 2023 Versi TasteAtlas

13 Desember 2023

Ilustrasi ayam goreng. AP/Matthew Mead
Indonesia Peringkat Ke-6 Negara dengan Masakan Terbaik 2023 Versi TasteAtlas

Menurut peringkat tahunan negara dengan masakan terbaik di dunia TasteAtlas, Indonesia menduduki peringkat ke-6


Mengenal Ikan Belida Si Punggung Pisau yang Nyaris Punah

10 Desember 2023

Ikan Belida dalam akuarium di restoran River Side kawasan Benteng Kuto Besak, Palembang, Selasa, 22 Januari 2019 (TEMPO/ Bram Setiawan)
Mengenal Ikan Belida Si Punggung Pisau yang Nyaris Punah

Pemerintah sedang berupaya meningkatkan populasi ikan belida yang dikenal lezat ini


Sederet Kuliner Khas Kota Prabumulih, Termasuk Pempek dan Mie Awek

28 Oktober 2023

Pempek yang berasal dari Palembang merupakan salah satu makanan tertua di Indonesia, yaitu dari abad ke-16. Makanan itu dihidangkan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia. (Foto: Instagram Garuda Indonesia)
Sederet Kuliner Khas Kota Prabumulih, Termasuk Pempek dan Mie Awek

Kota Prabumulih di Sumatera Selatan memiliki beberapa kuliner khas, sebut saja Mie Awek dan Pindang Tulang, Tentu saja termsuk pempek.


Jangan Buang Kulit Udang, Olah Saja Menjadi 5 Makanan Lezat Berikut ini

9 Oktober 2023

Sepiring pempek Nyonya Kamto di Festival Jajanan Bango, Jakarta, 15 April lalu. Tempo/Francisca Christy Rosana
Jangan Buang Kulit Udang, Olah Saja Menjadi 5 Makanan Lezat Berikut ini

Kulit udang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi beragam hidangan lezat hingga bumbu pelengkap masakan


Pengusaha Pempek Cerita Kesulitan Tembus Pasar Ekspor ke Wamendag

18 Juli 2023

Pempek yang berasal dari Palembang merupakan salah satu makanan tertua di Indonesia, yaitu dari abad ke-16. Makanan itu dihidangkan oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia. (Foto: Instagram Garuda Indonesia)
Pengusaha Pempek Cerita Kesulitan Tembus Pasar Ekspor ke Wamendag

Sejumlah pengusaha Pempek di Palembang mengutarakan keinginan mereka untuk dapat menembus pasar ekspor.


9 Kuliner Palembang yang Paling Diburu Wisatawan

10 Juli 2023

Model kuah, menu khas Palembang ini memiliki rasa yang menarik, perpaduan manis dan gurih menjadi serasi dengan lembutnya adonan Model dari ikan tenggiri, menu mengenyangkan ini sangat cocok dinikmati saat makan siang ataupun makan malam. Ditambah dengan sambal pempek, membuat citarasa makanan ini semakin menarik. TEMPO/Dwi Renjani
9 Kuliner Palembang yang Paling Diburu Wisatawan

Selain pempek, inilah kuliner Palembang yang paling diburu ketika berkunjung ke kota itu. Ada es kacang merah hingga celimpungan.


11 Makanan Khas Palembang yang Menggiurkan, Selain Pempek

13 Juni 2023

Mie Celor. Wikipedia.org
11 Makanan Khas Palembang yang Menggiurkan, Selain Pempek

Nikmati kelezatan makanan khas Palembang yang tak hanya terkenal dengan pempeknya. Mulai dari tekwan, pindang patin, hingga tempoyak yang lezat.


Resep Pempek dari Nasi Sisa

28 Mei 2023

Resep Pempek Putih Telur
Resep Pempek dari Nasi Sisa

Nasi sisa bisa diolah kembali menjadi berbagai hidangan, salah satunya menjadi pempek. Berikut resep yang bisa Anda coba.