TEMPO.CO, Jakarta - Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, 25 tahun, terpilih sebagai pemain terbaik Liga Inggris tahun ini versi Asosiasi Pemain Bola Profesional Inggris (PFA). Dia menjadi orang Mesir pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Salah dipilih karena penampilannya yang cemerlang, dengan menghasilkan 41 gol di semua kompetisi sejak bergabung dari AS Roma tahun lalu. Dia membantu Liverpool mencapai babak semifinal Liga Champions dan mengamankan kemungkinan finis di empat besar Liga Inggris (Premier League).
Baca juga: Mohamed Salah Pilih Gelar Liga Champions Ketimbang Sepatu Emas
Perjalanan Mohamed Salah mencapai kejayaan itu sangatlah panjang. Berasal dari keluarga miskin di sebuah desa kecil di Mesir, ia merantau jauh ke kota-kota dunia. Berikut beberapa tempat-tempat penting bagi perjalanan Salah.
1. Desa Nagrig, Mesir
Salah berasal dari keluarga miskin di sebuah desa kecil di Mesir, Nagrig. Dia dikenal sebagai seorang yang pendiam dan disiplin.
Nama Nagrig sebelumnya tak terlalu dikenal, bahkan di Mesir sekalipun, hingga munculnya Mohamed Salah. Di desa kecil yang terkenal karena budidaya bunga Melatinya itulah Salah lahir pada 15 Juni 1992.
Hanya ada satu lapangan bola di desa itu, yaitu di dekat pusat kegiatan masyarakat, semacam balai desa di Indonesia. Di lapangan berdebu itu Salah kecil biasa bermain sepak bola bersama teman serta ketiga saudaranya. Dia anak tertua dari empat bersaudara.
Setelah menjadi pesepakbola terkenal, Salah tak melupakan desanya. Dia masih sering berkunjung ke desa tersebut dan membangun sebuah pusat kebugaran di balai desa. Dia juga membangun sebuah lapangan sepak bola yang layak untuk sekolah tempat dia dulu menimba ilmu, Mohamed Ayyad Al-Tantawy.
Salah yang juga sukses bersama Timnas Mesir, membuat Perdana Menteri Mesir Mamdouh Abbas, memberikan hadiah sebuah vila. Dia menolak dan meminta donasi untuk desa asalnya, Nagrig.
2. Kairo
Bakat Salah memang sudah terlihat sejak kecil. Dia dikenal sebagai pemain kidal yang lincah. Kemampuan Salah mulai terdengar keluar Nagrig saat dia bermain dalam Liga Pepsi ketika masih berusia 14 tahun.
Salah langsung mendapat undangan dari salah satu klub Mesir, El Mokawloon, untuk bermain di Kairo yang berjarak 200 mil atau sekitar 321 kilometer dari Nagrig. Dia harus 5 kali berganti bis untuk sampaike Kairo.
Setelah beberapa kali ikut dalam uji coba, Salah pun lolos dan mendapatkan bea siswa dari klub tersebut. Hamdi Nooh, mantan pemain Tim Nasional Mesir yang juga merupakan pelatih pertama Salah di El Mokawloon mengingatnya sebagai anak kecil dengan keinginan keras.
Dua klub besar Mesir, Zamalek dan Al Ahly, berminat memboyong Salah dari El Mokawlon pada 2011. Namun presiden klub itu yang kemudian menjadi Perdana Menteri Mesir pada periode 2015-2015, Ibrahim Mahlab, tak melepasnya. Mahlab ingin mengorbitkan Salah ke Eropa ketimbang menjualnya ke klub Mesir.
FC Basel merupakan klub pertama yang Salah di Eropa (2012). Hanya butuh satu tahun bagi Salah untuk menarik minat klub-klub Eropa lainnya. Liverpool sudah memantau Salah sejak 2013, namun sayangnya mereka kalah cepat dari Chelsea yang merekrutnya setahun berselang.
3. Inggris
Salah bermain di klub raksasa Eropa, Chelsea, pada 2014. Hanya setahun merumput di Inggris, dia dipinjamkan ke klub Italia, Fiorentina selama 2015-2016. Namun kini Salah kembali ke Inggris setelah bergabung di Liverpool sejak tahun lalu.
4. Italia
Salah bermain selama tiga musim di Liga Italia, yakni untuk klub Fiorentina dan AS Roma. Meski telah berada di Liverpool, Salah mengaku masih mencintai klub lamanya, AS Roma.
Salah mengaku tidak mudah baginya untuk bisa melepas kenangan dengan klub lamanya tersebut. "Saya cinta klubnya, saya cinta kotanya, dan saya tahu mereka cinta saya," ujar Salah.
ANTARA | DAILY MAIL | SKY SPORTS
Artikel Lain: Liga Champions: Mohamed Salah Masih Cinta AS Roma