TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta mulai gencar mempromosikan tentang keberadaan Situs Liyangan juga Benteng Van den Bosch kepada masyarakat.
Promosi itu dilakukan salah satunya melalui Pameran Pekan Pendidikan yang digelar di Benteng Vredeburg Yogyakarta yang berlangsung pada Sabtu-Jumat, 21-27 April 2018. Berbagai spanduk besar dan dokumentasi tentang situs-situs itu menarik perhatian pengunjung.
Baca juga: Situs-situs Temuan Arkeolog Terkait Kenabian
“Balai Arkeologi Yogyakarta sedang membuat program rumah peradaban untuk Situs Liyangan, ini semacam pusat studi sehingga pengunjung yang ingin tahu segala hal tentang situ itu bisa berkunjung ke balai,” ujar ketua sekretariat panitia pameran Balai Arkeologi Yogyakarta Bayu Indra saat ditemui di sela pameran, Sabtu, 21 April 2018.
Situs Liyangan merupakan situs yang berada di kaki Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah. Selama ini Balai Arkeologi terlibat penuh dalam penelitian di situs yang diperkirakan berasal dari abad ke-6 tersebut.
“Berbagai benda hasil temuan penelitian di Situs Liyangan ini yang nanti dipajang di rumah peradaban Balai Arkeologi untuk diketahui publik, agar tahu sejarah situs itu,” ujarnya.
Bayu menuturkan rumah peradaban Situs Liyangan ini semacam museum mini. Sehingga masyarakat yang ingin tahu situs itu namun masih belum bisa mendatangi ke lokasi aslinya masih bisa mendapatkan informasi. Rumah Peradaban Situs Liyangan ini sebelumnay telah dibuat di kantor Bupati Temanggung dan Pemerintah Kota Semarang. Sekarang dibuat di Yogya menggunakan lokasi Balai Arkeologi Yogyakarta yang beralamat di Jalan Gedongkuning No.174, Rejowinangun, Kotagede, Kota Yogyakarta.
Benteng Van Den Bosch, Ngawi, Jawa Timur. ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
Selain mempromosikan Situs Liyangan, Balai Arkeologi Yogya menuturkan saat ini telah ada satu tim yang sedang melakukan penelitian di cagar budaya Benteng Van Den Bosch, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian yang dilakukan selama 18 hari sejak 20 April 2018 itu untuk memberikan rekomendasi bagaimana kelak pemanfaatan benteng kuno yang masih belum tersentuh pemugaran tersebut.
“Rekomendasi itu nanti untuk mengetahui apakah benteng Van Den Bosch itu akan dibuat seperti Benteng Vredeburg di Yogya atau seperti apa, sehingga bisa menjadi obyek wisata sejarah yang bermanfaat,” ujarnya.
Artikel Lain: Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap