TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kartini 2018 bisa ditandai dengan kian luasnya jalan hidup yang bisa dilakoni kaum perempuan era kini. Salah satunya adalah menjadi joki motor tong setan seperti ditekuni Karmila Purba, 19 tahun.
Sehari-hari Kamila Purba beraksi di arena tong setan Pasar Rakyat Medan, Sumatera Utara. Mengendarai sepeda motor RX King, ia luwes beraksi di arena berbentuk tong raksasa itu. Ia akan membuat manuver spiral mengelilingi bagian dalam tong, hingga menaruh kakinya di stang saat melaju melawan gravitasi.
Karmila Purba adalah satu-satunya perempuan di arena tong setan pasar rakyat saat ini. Tak kalah dengan joki pria, Karmila juga terampil membawa motor melaju di dinding vertikal. Rambutnya yang panjang terurai kian menjadi daya pikatnya.
Sesekali, Karmila menampilkan atraksi tak terduga. Selain menaikkan kaki ke stang motor, ia pun menjulurkan kedua tangannya kepada para penonton.
Aksi Karmila pernah menjadi sorotan luas. Setahun lalu, namanya melejit setelah media internasional The Guardian, memuat aksinya. “Ada salah satu fotografer yang membagikan foto saya ke orang-orang, lalu jadi viral,” kata Karmila saat dihubungi pada Sabtu dinihari, 21 April 2018.
Aku dalam Pusaran | Wajahnya menengadah, tangannya bersedekap, seolah menganggap sepi laju sepeda motornya yang seakan terbang itu. Sebenarnya tong setan memang sasaran empuk para fotografer untuk menciptakan gambar yang dahsyat. Namun jepretan fotografer di Pasar Rakyat Sekaten, Alun-alun Utara, Solo, pada 20 Februari 2009 ini berhasil menangkap sesuatu yang tak biasa: keangkuhan sang penunggang motor. (Keseharian Juara II, Foto: Akbar Nugroho Gumay | Antara)
Karmila lantas berkisah proses ia terjun ke profesi yang identik dengan maskulinitas itu. “Saya memulainya saat usia 15 tahun,” ujarnya. Dia menjajal menjadi joki lantara penasaran. Rasa ingin tahu itu bersambut dan dia diajari oleh joki senior di Medan bernama Tora Pahlevi.
Sekali belajar, Karmila ketagihan. Ia terus berkeinginan menaklukkan tantangan memanjat dinding kerucut dengan sepeda motor dengan mesin silinder dua tak.
Dia menjalani proses belajar yang tidak mudah. Jatuh dan luka-luka jelas menjadi kawan karibnya. Bahkan, ia pernah dirundung rasa ketidakpercayaan diri. “Yang paling sulit itu menjaga keseimbangan dan ngilangin pusing karena harus muter-muter.”
Lama-lama ia terbiasa, dan lalu menjadi ahli. Joki motor tong setan lalu melekat menjadi profesi utamanya. Ia melakukannya bukan cuma buat hobi, tapi juga untuk menghidupi keluarga. Karmila, yang mengaku berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan, memilih menjadi joki lantaran ini pekerjaan halal dan sesuai dengan minat. “Saya tak peduli meski orang bilang ini pekerjaan laki-laki.”
Karmila berkukuh terus menggeluti bidang itu untuk meraup penghasilan dan membangun relasi. Sebab, sejak ia menjadi joki, pergaulannya menjadi luas. Ia mengenal beragam orang dari berbagai kalangan.
Karmila Purba saban hari beraksi mulai menjelang petang hingga larut malam. Paling cepat, pukul 12 malam ia baru bisa pulang ke rumah. Sebelum menghibur penonton, ujar Karmila, dia pantang meninggalkan arenanya. “Apalagi di depan para perempuan, saya ingin menginspirasi,” ujar dia.
Artikel lain: Mengarungi Kolam Renang Terbesar Se-Asia Tenggara