TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, belakangan santer dibicarakan lantaran telah diakui UNESCO sebagai anggota geopark dunia. Para pendaki gunung maupun bukan, ikut merasa senang dengan hal itu. Pengakuan tersebut disampaikan dalam sidang UNESCO Executive Board, di Paris, Prancis, Kamis, 12 April 2018.
Jauh sebelum ditetapkan menjadi anggota geopark dunia, Gunung Rinjani lebih dulu dikenal sebagai gunung bintang lima di kalangan pendaki. Tempo mewawancarai dua pendaki yang pernah mendaki gunung tersebut. Mereka adalah Sendy Aditya Saputra serta Dody Wiraseto, yang berprofesi sebagai jurnalis foto. Keduanya memiliki kesan mendalam tentang pendakian Gunung Rinjani.
Sendy, yang dihubungi melalui telepon pada Kamis, 19 April, menjuluki Gunung Rinjani sebagai gunung di atas gunung. “Karena gunung ini berdiri di atas Gunung Barujari,” katanya.
Di atas puncak Rinjani setinggi 3726 mdpl, ia dapat menyaksikan panorama alam yang komplet. Ada Danau Segara Anak alias danau maar yang tampak dari puncak. Di tengah danau itu berdiam Gunung Barujari yang masih aktif.
Salah satu pemandangan pendakian Gunung Rinjani melalui jalur Torean, Lombok, (20/10). Tidak banyak pendaki lewat jalur ini karena tidak ada angkutan umum, hanya ojek dan truk yang melintas di sana. TEMPO/Tony Hartawan
Bagi Sandy membidik potret matahari terbit di puncak Gunung Rinjani merupakan momen sempurna. Ia bukan hanya memperoleh pemandangan cahaya muncul di antara gumpalan awan, tapi juga lanskap Nusa Tenggara Barat yang tampil jelas di depan mata. “Bahkan dari puncak Rinjani kita bisa menyaksikan Gunung Tambora.”
Gunung Tambora berlokasi di Bima, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Jaraknya dari Lombok berkisar 416 kilometer. Kaldera Tambora menciptakan kemolekan pemandangan di puncak Rinjani tak tergantikan.
Adapun Dody menyebut Rinjani merupakan gunung dengan lanskap terkomplet dengan panorama tercantik. “Di sepanjang jalur pendakian, kita bisa menemui air terjun,” ujarnya yang dihubungi melalui pesan pendek.
Pemandangan samping kanan dan kiri selama menempuh perjalanan ke puncak pun tak membuatnya bosan. Sebab, ia dapat menjumpai hamparan savana, hutan, dan danau di tengah jalur pendakian yang bakal menjadi obat letih. “Treknya pun lengkap, mulai yang landai hingga menyusuri tebing,” ujarnya.
“Benar-benar cantik gunung ini. Tak heran kalau orang-orang banyak memakai nama Rinjani untuk menamai anaknya,” tutur Dody.