Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita dari Kampung Pembuat Perahu Cepat di Palembang

image-gnews
Perahu penyeberangan antar pulau melintas di kawasan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/11). TEMPO/Iqbal Lubis
Perahu penyeberangan antar pulau melintas di kawasan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (13/11). TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

Palembang - Rustam tak bisa jauh dari Sungai Musi. Siang dan malam, dia berada di atas sungai sepanjang 750 kilometer itu. Rustam bukan sebuah nama yang dikutuk menjadi panggilan sebuah perahu. Dia benar-benar seorang manusia yang hidup di atas sungai yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian; ulu dan ilir itu.

Laki-laki 40 tahun itu menganggap Sungai Musi sebagai sumber kehidupannya. Alasannya, di situlah dia membangun rumah tangga bersama istri dan dua anaknya. Rumah Rustam berupa rumah rakit, masyarakat Palembang, menyebutnya rumah apung. Pondasinya dari ratusan pohon bambu yang dibariskan rapi dan diikat dengan tali rotan secara kuat-kuat.

Lantai rumahnya dari papan. Rumah itu selalu terapung, bila Sungai Musi pasang, ia akan ikut terapung lebih tinggi di atas air. Supaya rumah apung tak hanyut, ia diikat dengan tali tambang ke batang bambu yang dicagakkan di sudut-sudut rumah.

Dari rumah apung itulah Rustam membuka usaha jasa pembuat perahu cepat atau speed boat. “Bahkan ketika masih bujangan sudah ikut bapak membuat speed boat ini,” ujar Rustam sambil membuat garis disela papan perahu untuk didempul, Selasa 17 April 2018.

Di beranda rumah apung Rustam ada dua perahu. Kedua-duanya bukan perahu baru, tapi perahu lama yang diperbaiki. Perahu cepat itu berukuran 5,5 x 2,5 meter.

Speed boat harus diperbaiki satu tahun sekali, yang harus diperhatikan adalah paku-paku di badan speed boat ini,” katanya.

Bagi Rustam, memperbaiki speed boat cukup tiga hari. Dia juga tak membutuhkan waktu lama membuat speed boat yang baru. “Kalau membuat baru, saya membuatnya sendirian cukup seminggu. Kalau bertiga sama teman-teman, tiga hari selesai,” lanjutnya.

Di kampung Rustam di 2 Ulu Palembang, memang terkenal karena banyak tukang pembuat perahu dan speed boat. Sepanjang bibir Sungai Musi di 2 Ulu Palembang itu berbaris perahu-perahu baru dan papan-papan yang belum dibuat menjadi sebuah perahu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kampung itu andalan bagi penyedia jasa speed boat sepanjang Sungai Musi, mulai dari membuat baru hingga memperbaiki speed boat lama mereka. Para pemesan bukan hanya dari Palembang, ada juga dari Banyuasin dan daerah-daerah Sungsang.

“Kalau cuma memperbaiki, paling biayanya Rp 1 juta. Itupun untuk speed boat yang lumayan rusak parah,” jelasnya. Sedangkan untuk biaya membuat baru sebuah perahu speed boat dengan kekuatan 40 daya kuda (PK), seharga Rp 7,5 juta. Speed boat yang besar berkapasitas 115 PK untuk mengangkut barang, harganya Rp 30 juta. Dengan catatan mesin speed boat dibeli dan dipasang sendiri oleh pemesan.

“Modal paling mahal itu harga papan. Kami membuat speed boat itu dari kayu meranti bunga,” tutur ayah dua anak itu.

Kayu dan papan itu langsung Rustam cari yang terbaik dari panglong kayu di 15 Ulu Palembang. “Panglong-panglong itu mengambil kayu di daerah Musi Banyuasin dan Banyuasin,” katanya.

Dalam sebulan, Rustam bisa menyelesaikan empat speed boat. “Itu kalau lagi pesanan ramai. Kalau sepi, dalam sebulan ada satu, sudah syukur” ujarnya.

Dia berharap menjelang Asian Games 2018 di Palambang, kendaraan-kendaraan air itu terciprat keramaian penumpang, dengan demikian dia juga ikut dapat order. “Minimimal untuk memperbaiki, atau membuat speed boat yang baru,” katanya.

Ahmad Supardi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

4 jam lalu

Ilustrasi perceraian. Shutterstock
Permohonan Perceraian di Palembang Meningkat Usai Lebaran, Ini Kata Pengadilan Agama

Angka permohonan perceraian di Pengadilan Agama Palembang usai Lebaran meningkat dibandingkan dengan grafik sebelumnya yang menurun saat Ramadan.


Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

4 hari lalu

Pada bagian atap Rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam. Jumlah tersebut melambangkan manusia dan Islam. TEMPO/Parliza Hendrawan
Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.


PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

4 hari lalu

Alat berat dikerahkan untuk menyelesaikan pengaspalan  Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) di Jejawi, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, 27 Maret 2024. Untuk memperlancar arus mudik 2024 serta meningkatkan kenyamanan pemudik, PT Waskita Sriwijaya Tol melakukan perbaikan di Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang (Kapal) dengan metode Scrapping Filling Overlay, Leveling, Patching dan ditargerkan selesai pada H-7 Idul Fitri 1445 H. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
PUPR Targetkan Tol Palembang - Betung Tuntas di 2025, Basuki: Tambah Tim Percepatan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah melihat langsung progres konstruksi dan pernak-pernik permasalahan di Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.


Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

5 hari lalu

Rumah Limas tampak depan. Rumah limas khas Palembang ini dibangun pada 1830. Saat ini rumah Limas menjadi koleksi Museum Balaputra Dewa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Dibangun 1830, Rumah Limas Palembang Ini Pernah Dikunjungi Ratu Beatrix dari Belanda

Kedua rumah limas di Palembang ini pernah muncul di uang pecahan Rp10.000, dibangun tahun 1830-an.


Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

7 hari lalu

Destinasi wisata budaya tempo dulu di Bukit Siguntang, Palembang. Di dalam Bukit Siguntang terdapat diantara nya makam Putri Rambut Selako. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pulang Mudik Lebaran, Ini Destinasi Wisata Dekat Gerbang Tol Palembang dan Pekanbaru

Agar tak terlalu capai saat pulang mudik Lebaran bisa menepikan kendaraan untuk menikmati kuliner mengunjungi destinasi wisata


Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

7 hari lalu

Polisi usut kasus pembunuhan ibu dan anak di Palembang, Sumatera Selatan, Senin 15 April 2024. ANTARA/HO-Polrestabes Palembang
Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Palembang, Polisi Selidiki Dugaan Ada Motif Lain

Motif pembunuhan ibu dan anaknya itu diduga perampokan, namun tidak ada barang berharga yang hilang di rumah.


Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

8 hari lalu

Tanjak, penutup kepala khas Sumatra Selatan, karya Heri Sutanto atau Cek Eri bisa dipesan secara custom order. TEMPO/Parliza Hendrawan
Oleh-oleh Kerajinan Khas Palembang, Ada Tanjak Karya Cek Eri yang Bisa Custom Order

Tanjak, bersama songket, dikenal sebagai bagian tak terlepas dari pakaian adat Palembang yang berfungsi sebagai penutup kepala pria.


Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

9 hari lalu

Ilustrasi penumpang di LRT Sumsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Palembang, Penumpang LRT Sumsel Capai 188.481 Orang

Jumlah penumpang LRT Sumsel naik selama masa libur Lebaran. Mencapai 188.481 orang.


Cerita Pengemudi Wisata Perahu di Ancol yang Sepi Peminat saat Libur Lebaran

10 hari lalu

Pengemudi perahu wisata, Darno (75), saat bekerja di kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara, Jumat, 12 April 2024. Tempo/Adil Al Hasan.
Cerita Pengemudi Wisata Perahu di Ancol yang Sepi Peminat saat Libur Lebaran

Wisatawan di Ancol saat musim liburan tembus 100 ribu, tetapi yang naik perahu wisata tak banyak


Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

11 hari lalu

Jalan setapak menuju kebun duku milik warga di Desa Sukaraja, Pedamaran, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Hasil panen dijual untuk memenuhi pasar buah di Palembang hingga Jawa. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Lebaran di Ogan Komering Ilir, Sensasi Petik Buah Duku di Tepian Sungai Segonang Sukaraja

Lebaran di Ogan Komering Ilir bukan berpelesir biasa tapi pengalaman baru sembari panen dan petik langsung buah duku dari pohonnya.