TEMPO.CO, Gunung Kidul - Pengelola Desa Wisata Bleberan, Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan Gua Rancang Kencana sebagai salah satu objek wisata sejarah. Menurut penelitian, gua ini sudah pernah dihuni manusia sejak 3.000 tahun lalu.
Ketua BUMDEs Desa Bleberan, Tri Harjono, mengatakan Gua Rancang Kencana terbagi dalam tiga ruangan utama, yakni mulut gua, ruang kedua berluas sedang, dan ruang ketiga yang lebih sempit.
"Di mulut gua yang terdapat banyak stalaktit dan stalakmit, diduga menjadi tempat tinggal manusia dalam waktu yang cukup lama," kata Tri di Gunung Kidul, Minggu, 15 April 2018.
Ruangan kedua merupakan ruangan berukuran sedang sekitar 3 x 3 meter. Di tempat ini konon pernah digunakan sebagai tempat bersembunyi oleh prajurit Kerajaan Mataram Islam dari kejaran Belanda. Selain itu terdapat bongkahan batu berbentuk seperti meja yang digunakan sebagai tempat bersemedi.
Ruangan terakhir terdapat prasasti di bagian dinding goa bertuliskan isi janji prajurit. Janji prajurit yang tertulis dalam prasasti Prasetya Bhinnekaku ini dicetak dengan latar warna hitam dengan tulisan berwarna putih dan simbol merah putih di bagian tengah.
"Penamaan Gua Rancang Kencana ini menurut legenda yang dipercaya kami, berarti rancang artinya perencanaan, kencana berarti emas," ujar Tri. Dulu menurut cerita turun temurun, Gua Rancang digunakan Kyai Putut Linggabawa, Kyai Sorengpati, dan Kyai Kromowongso dari Mataram untuk mengatur serangan ke Belanda.
Tri mengatakan untuk menikmati keindahan gua dan air terjun Sri Getuk, pengunjung cukup membayar Rp 15 ribu, sudah bebas parkir dan toilet.
"Sebagian hasil retribusi digunakan untuk membayar retribusi pemkab, dan pengembangan kawasan wisata Sri Getuk. Kedepan, kami berharap pengunjung bisa belajar sejarah di Gua Rancang Kencana," katanya.
Kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Gunung Kidul, Winarsih, mengatakan gua ini telah digunakan oleh manusia dari tiga zaman yang berbeda mulai zaman prasejarah hingga manusia modern.
"Gua ini sudah dihuni sejak 3.000 tahun yang lalu dengan temuan bukti tulang manusia oleh Arkeolog UGM," katanya.
Dia mengatakan Beberapa puluh tahun yang lalu saat warga menemukan gua tersebut, ditemukan beberapa fosil tulang belulang manusia dan beberapa artefak batu berbentuk arca macan dan arca nandhi (sapi).
"Saat ini disimpan di Situs Bleberan dan sebagian lagi disimpan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta," katanya.
ANTARA
Artikel lain: Viral KarenaTarian Erotis, Pantai Kartini Kaya Fauna Laut