TEMPO.CO, Jakarta - Warung Tegal mungkin merupakan kuliner khas Jawa Tengah yang populer di Jakarta. Warungnya bisa ditemui di berbagai sudut kota. Namun, bila ingin mencari kuliner pilihan lain, ada sego megono alias nasi megono yang siap memanjakan lidah.
Sego megono ialah kuliner khas Pekalongan. Kekhasannya terletak pada penyajian nasi yang ditaburi parutan kelapa dicampur cincangan nangka muda. Sekilas bentuk nangka muda dan kelapa itu mirip bumbu urap. Hanya teksturnya lebih kasar serta rasanya tidak pedas.
Sego megono umumnya disantap untuk sarapan. Bersama nasi putih hangat, megono alias taburan nangka muda dengan komplemen yang sederhana bakal terasa nikmat.
Lauk populer sego megono adalah tempe kemul alias tempe mendoan berukuran besar. Berbeda dengan mendoan pada umumnya, tempe kemul tak digoreng kering. Masih ada sisa basah adonan tepung yang membuat tempe terasa sedikit lembek.
Tempe kemul dengan aroma bawang putih menyengat, nasi putih yang masih mengepul, dan taburan nangka serta kelapa muda yang segar tentu menjadi perpaduan menu yang cocok untuk membuka hari. Membayangkan saja sudah membikin perut keroncongan.
Kuliner khas Pekalongan tersebut di Jakarta bisa dijumpai di Warung Sego Megono di Jalan Raya Cengkir Nomor 23, Kelapa Gading. Bila ingin sekalian mengembara lidah, sego megono juga hadir di Festival Kuliner Kompoeng Tempoe Doloe yang digelar Summarecon Mal Kelapa Gading, mulai 5 April-6 Mei 2018.
"Di Kampoeng Tempoe Doloe, ada tambahan lauk untuk santapan sego mengono, yaitu cumi-cumi tinta hitam," kata Wanda, penjaja sego megono, saat ditemui di arena festival, Minggu, 15 April.
Harga sepiring sego megono lengkao dengan lauknya dibanderol Rp 18 ribu. Kedai ini juga menjual bumbu megono secara terpisah dengan harga Rp 10 ribu.