Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjaga Kain Palembang di Muara Pertemuan Sungai Musi dan Ogan

image-gnews
Pekerja sedang menyelesaikan kain tajung dan kain kumputan khas Palembang. Foto Ahmad Supardi
Pekerja sedang menyelesaikan kain tajung dan kain kumputan khas Palembang. Foto Ahmad Supardi
Iklan

TEMPO.CO, Palembang - Pada muara pertemuan Sungai Musi dan Sungai Ogan Palembang, suara kletak-klotok tak pernah diam, mulai pukul 08.00 sampai 17.00, setiap hari. Kletak-klotok bukan suara mesin, tapi suara tabrakan kerangka kayu yang dibentuk menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Suara itu bersumber dari Kampung Tuan Kentang, Seberang Ulu 1 Palembang. Sejak tahun 1970-an, kampung itu diisi oleh para pengrajin kain khas Palembang.

Baca juga: Wisata Andalan Baru Kotawaringin Timur, Susur Sungai Mentaya

“Di kampung inilah pembuatan kain tajung dan kain jumputan titik tujuh khas Palembang itu berasal,” tutur Nasuka, salah satu pengrajin dari Kampung Tuan Kentang sambil menenun kain tanjung, Jumat, 13 April 2018.

Nasuka tak banyak omong, pria 60 tahun itu fokus melihat benang yang tersusun rapi di kayu silang pada ATBM. Kayu silang itu berfungsi menjaga benang supaya sejajar dan benang tidak saling tertukar. Tangannya sibuk mengeserkan benang supaya warna benang itu selaras dengan pola yang dibuat. Begitu juga kedua kakinya sibuk menginjak sepasang kerangka kayu yang berupa injakan secara bergiliran.

Injakan itu berada di bawah alat tenun. Bila diinjak, alat pemukul berupa beberapa tongkat akan bergerak, dan tongkat terakhir akan menarik tali picker hingga tersentak dan berbuah terlemparnya teropong, sehingga benang bisa masuk secara selang-seling. Injakan itulah yang menghasilkan suara kletak-kletok yang saling susul itu.

Pekerja sedang menyelesaikan kain tajung dan kain kumputan khas Palembang. Foto Ahmad Supardi

Ketua Kelompok Pengrajin Griya Kain Kentang Habibi menjelaskan kain tajung adalah kain khusus dipakai oleh laki-laki, sedangkan kain tajung khusus perempuan bernama kain tajung blongsong.

“Pembuatannya lumayan sederhana, cukup memilih benang sebagai bahan dasar pembuatan kain, lalu dilakukan pewarnaan, kemudian benang yang sudah diwarnai itu dijemur hingga kering, lalu dipintal. Sesudah dipintal, barulah ditenun menggunakan ATBM,” jelasnya.

Menurut laki-laki 34 tahun itu, kain tajung ada beberapa jenis, mulai dari kain tajung limar, limar patut, petak-petak, gerbik, dan blongsong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Hampir seratus kepala keluarga bekerja sebagai penenun kain tajung dan jemputan ini. Sebulan bisa terkumpul 500 kain, dan dijual dengan harga 100 ribu sampai 700 ribu” ujar Habibi.

Menurut dia, dua kain khas Palembang ini dihasilkan dengan teknik yang berbeda. Kalau kain tajung menggunakan ATBM, maka kain jumputan ini tidak dihasilkan dengan ATBM, namun dihasilkan dengan cara menyemput atau diikat. Lalu direbus dengan pewarna, seusai itu dilepas ikatannya dan terakhir dijemur.

Jauhari, salah satu pengrajin kain jumputan menceritakan kain dasar jumputan itu bisa dari kain viscose, dopi, dan katun yang berwarna putih. Kain-kain itu lalu di gambar sesuai dengan pola yang akan dibuat. “Pola yang paling rumit karena terlalu detail adalah pola titik tujuh. Pola inilah khas Palembang,” tuturnya.

Setelah digambar, pengrajin akan mengikat kain dengan erat sesuai garis-garis pola yang sudah digambar. Saking rumitnya mengikat kain jemputan pola titik tujuh ini, pengrajin butuh tiga hari untuk mengikat. “Setelah itu baru direbus dengan pewarna direk atau naptol,” kata Jauhari.

Sedangkan untuk pewarna alami, bisa menggunakan ekstrak mahoni, mangga hingga jengkol. “Pewarna alami ini hasilnya lebih kalem, warnanya lembut, seperti warna cokelat” lanjutnya.

Selesai direbus, kain khas Palembang itu akan dijemur. “Dijemurnya jangan langsung di bawah sinar matahari, cukup di bawah atap,” ujar Jauhari.

Dia berharap dari kampung yang tak jauh dari muara pertemuan Sungai Ogan dan Sungai Musi ini, kain khas Palembang bisa terjaga keberadaannya.

AHMAD SUPARDI

Baca juga: 4 Pilihan Oleh-oleh Palembang Selain Pempek

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ribuan Warga Haiti Tinggalkan Republik Dominika Jelang Penutupan Perbatasan

16 hari lalu

Petugas polisi berkendara bersama warga negara Haiti yang ditahan ke pusat izin migrasi untuk memverifikasi surat-surat mereka saat pemerintah meningkatkan deportasi, di Santo Domingo, Republik Dominika 15 November 2022. Raul Asencio/Atas izin Listin Diario/via REUTER
Ribuan Warga Haiti Tinggalkan Republik Dominika Jelang Penutupan Perbatasan

Ribuan warga Haiti kembali dari Republik Dominika pada Kamis setelah presiden Dominika mengumumkan penutupan total perbatasan kedua negara


Kronologi Rombongan Gubernur Kaltara Kecelakaan, Satu Korban Ditemukan Tewas di Sungai

46 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Kronologi Rombongan Gubernur Kaltara Kecelakaan, Satu Korban Ditemukan Tewas di Sungai

Rombongan Gubernur Kaltara diagendakan berangkat dari Malinau dalam ekspedisi HUT Kemerdekaan ke-78 RI di perbatasan Krayan, Nunukan.


Winongo Jogja River Festival 2023 Jadi Kampanye Wisata Sungai Pertama Yogya

28 Juli 2023

Gelaran tradisi di sungai Yogyakarta. Dok. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
Winongo Jogja River Festival 2023 Jadi Kampanye Wisata Sungai Pertama Yogya

Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyelenggarakan festival sungai pertama bertajuk Winongo Jogja River Festival (WJRF) 28-29 Juli 2023.


Belum Terlambat, Begini Cara Memperingati Hari Sungai Nasional

28 Juli 2023

Aliansi Peduli Musi (APM) dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kampanye hentikan pencemaran di Sungai Musi, Minggu 24 Juli 2022. Tim menemukan ikan-ikan di sungai itu telah tercemar mikroplastik. TEMPO/PARLIZA HENDRAWAN
Belum Terlambat, Begini Cara Memperingati Hari Sungai Nasional

Hari sungai ini diperingati untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar peduli terhadap sungai dan menjaga kelestariannya dari pencemaran sungai.


Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (Ecoton) melakukan kegiatan susur sungai selama tiga hari, mulai 29 Agustus 2022. (Ecoton)
Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.


Kementerian PUPR Gelar Aksi Susur Sungai dalam Peringatan Hari Sungai Sedunia 2023

27 Juli 2023

Kementerian PUPR gelar kegiatan susur sungai dan bersih-bersih Sungai Ciliwung dalam rangka memperingati Hari Sungai pada Kamis, 27 Juli 2023. TEMPO/Ami Heppy
Kementerian PUPR Gelar Aksi Susur Sungai dalam Peringatan Hari Sungai Sedunia 2023

Dalam rangka memperingati Hari Sungai Sedunia Tahun 2023, PUPR mengajak masyarakat untuk lebih peduli menjaga kebersihan dan kelestarian sungai-sungai di Indonesia.


Inilah 8 Kereta Api yang Diambil dari Nama Sungai di Indonesia

21 Juli 2023

Calon penumpang bersiap memasuki KA Jayabaya jurusan Malang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2019. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, jumlah penumpang kereta api dalam dua hari pertama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 mengalami penurunan 6-10 persen dibandingkan periode sama tahun lalu karena salah satunya dipengaruhi adanya Tol Jakarta-Cikampek (Japek) yang baru saja dibuka. ANTARA
Inilah 8 Kereta Api yang Diambil dari Nama Sungai di Indonesia

Berikut nama-nama kereta api yang terinspirasi dari nama sungai-sungai di Indonesia.


Mesir Bangun Sungai Buatan

17 Juli 2023

Ilustrasi sungai ganga. Sumber: eyeem.com
Mesir Bangun Sungai Buatan

Mesir membangun sungai buatan yang akan menghubungkan dengan sungai nil demi mengurangi ketergantungan impor gandum.


Kemenhub Resmikan 2 Pelabuhan Sungai Musi, Total Anggaran Rp 182 Miliar

16 Juli 2023

ilustrasi pelabuhan
Kemenhub Resmikan 2 Pelabuhan Sungai Musi, Total Anggaran Rp 182 Miliar

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meresmikan Pelabuhan Sungai 16 Ilir dan Pelabuhan Sungai 7 Ulu di Palembang, Sumatera Selatan.


10 Anggota Keluarga Hanyut di Sungai Malaysia, 7 Jasad Ditemukan

4 Juli 2023

Petugas polisi memperlihatkan foto 10 anggota keluarga yang hanyaut di sungai Malaysia. channelnewsasia.com
10 Anggota Keluarga Hanyut di Sungai Malaysia, 7 Jasad Ditemukan

Tujuh jasad dari 10 anggota keluarga yang dilaporkan hanyut di sungai Malaysia sejak Jumat, telah ditemukan 25 kilometer dari lokasi kejadian