TEMPO.CO, Mataram - Balap sepeda Tour de Lombok Mandalika (TdLM) 2018 di Lombok Tengah diminati pembalap nasional dan internasional. Karena kuota terbatas, ada enam tim balap sepeda profesional terpaksa ditolak keikutserataannya. Di antaranya dari Filipina meskipun bersedia menanggung biaya sendiri selama penyelenggaraan.
Meskipun jumlah hadiah yang disiapkan penyelenggara menurun dari semula Rp 800 juta menjadi Rp 300 juta, ada 18 tim yang ikut serta. Mereka yang terdaftar adalah empat peserta klub dan selebihnya peserta kontinental (terdaftar Union Cycliste Internationale-UCI) dari 24 negara. Acara ini dimulai Jumat, 13 April sampai Minggu, 15 April 2018.
Baca juga: 7 Ajang Wisata Sepeda yang Menantang di Tahun 2018
Menurut Dadang Haries Poernomo, dua tim yang non subsidi selama penyelenggaraan adalah tim Uni Arab Emirat yang dilakukan oleh President Federasi Balap Sepedanya melalui telepon langsung. Sedangkan satu tim lagi berasal dari Solo. Filipina meminta ikut tanpa subsidi tapi tidak bisa. "Karena sudah kami tutup," ujar Dadang yang mengaku tidak tahu alasan peserta banyak yang ingin mengikuti TdLM 2018.
Dadang mengatakan TdLM 2018 adalah ajang balap sepeda untuk pemanasan menjelang Asian Games oleh pebalap Indonesia untuk track endurance. Selain tim balap sepeda Jepang, Korea, dan Laos. ''Ini sangat menarik,'' ucap Direktur TdLM Sondi Sampurna. Di Indonesia, TdLM sejajar dengan Tour de Singkarak, Tour de Siak, Tour de Flores, atau Tour de Selebes yang memiliki standar UCI 2.2.
Di ajang ini ada rute yang kemiringannya sangat tajam walau ketinggiannya lebih rendah dari rute Ijen-Banyuwangi. Rute Mataram-Pusuk Sembalun adalah paling berat di Indonesia. Walau ketinggiannya hanya 1.600- 1.700 meter namun tanjakannya sangat tajam. Kemiringannya 23 derajat tetapai panjang lintasannya hingga dua kilometer. ''Ini paling berat di Indonesia,'' kata Sondi.
Untuk lebih mengenal medan, pebalap Kolumbia sudah datang sejak 6 April lalu walaupun penyelenggaraannya baru berlangsung 13 April. Untuk menaklukkan rute Pusuk Sembalun ini, pebalap Kolumbia telah melakukan pergantian gir.
Kalau TdLM 2017 terdiri dari empat etape, untuk kali ini berkurang satu etape namun tidak mengurangi kualitas balapannya. Yang berkurang adalah etape Bangsal Pemenang menuju Senaru Lombok Utara.
Sedangkan yang dipertahankan adalah etape pertama dari kawasan wisata Mandalika Lombok Tengah menuju kota Mataram sejauh 84,4 kilometer yang lintasan sprintnya sejauh 62,5 kilometer. Kemudia etape kedua adalah berjarak 172,4 kilometer dari Islamic Center NTB menuju Sembalun Lombok Timur yang memiliki lintasan sprint 69,1 kilometer dan tiga lintasan tanjakan di Pusuk dan Suwela Lombok Timur.
Adapun etape ketiga yaitu berjarak 110 kilometer di dalam kota pergi dan pulang di Taman Sangkareang yang harus melintasi tiga lintasan sprint 22 kilometer, 56 kilometer dan 110 kilometer.
Artikel Lain: Sejak 2011, NTB Mendatangkan Wisatawan Pembalap Sepeda Maraton
SUPRIYANTHO KHAFID