TEMPO.CO, Jakarta - Ranu Kumbolo, danau di jalur pendakian Gunung Semeru berketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut (mdpl), seperti oase bagi para pendaki. Pesona air yang dibendung oleh danau seluas 15 hektare ini kadang-kadang membuat pendaki tak tahan ingin menceburkan diri setelah letih menyusuri trek yang panjang.
Tapi tunggu dulu. Setelah letih berjalan 4-5 jam melalui medan yang cukup melelahkan dan elevasi lumayan, jangan buru-buru membenamkan diri di danau. Sebab, kini pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan Sahabat Volunteer Semeru tak memperbolehkan pendaki mandi di danau.
Baca juga: Pendakian di Gunung Semeru Dibatasi 600 Orang per Hari
Pemateri briefing jalur pendakian Gunung Semeru, Sukaryo alias Cakyo, mengatakan air di Ranu Kumbolo adalah air yang dianggap suci oleh masyarakat suku Tengger. "Danau ini adalah sumber air suci yang ditemukan oleh Prabu Kameswara," kata Cakyo saat memberikan arahan kepada para pendaki Semeru di Desa Ranu Pane, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu, 7 April 2018.
Dia menjelaskan, pada 1182 Masehi, Prabu Kameswara dari Kerajaan Kediri menemukan Ranu Kumbolo di tengah perjalanan mencari sumber air suci. Hal itu dibuktikan dengan adanya prasasti yang terdapat di tepi ranu. Prasasti itu kini dilindungi oleh pagar-pagar besi dan dibebat kain berwarna kuning dan putih.
Di samping prasasti tumbuh bunga terompet yang mengelilinginya. Sucinya air Ranu Kumbolo juga ditandai dengan dibebatnya beberapa pohon di sisi kanan dan kiri camping ground dengan kain.
Selain alasan spiritual, Cakyo mengatakan, suhu di Ranu Kumbolo sangat rendah. Suhunya yang mencapai satu digit alias mendekati nol derajat di hari-hari biasa dapat membikin badan kram. Bila pendaki nekat menceburkan diri, dikhawatirkan mereka akan tenggelam lantaran seluruh badan kaku terkena air sedingin es.
"Tahun 2005 ada warga Ranu Pane yang meninggal di Ranu Kumbolo karena mandi di danau. Dia kedinginan dan tenggelam," tutur Cakyo. Selain tak boleh mandi, pendaki tak diperkenankan melakukan aktivitas mencuci apa pun di tepi danau.
Untuk membersihkan alat-alat makan, pendaki disarankan mengambil air di danau menggunakan botol air mineral. "Lalu lakukan aktivitas mencuci dengan jarak minimal 5 meter dari danau," kata Cakyo. Hal itu digalakkan untuk meminimalkan terjadinya pencemaran air danau oleh minyak atau bahan-bahan kimia lainnya.
Selain itu, penggunaan sabun, tisu basah, dan pembersih lainnya yang mengandung bahan-bahan kimia tak diperbolehkan dibawa oleh pendaki selama mendaki Gunung Semeru.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Artikel Lain: Perkedel, Penganan Favorit Turis Asing Saat Mendaki Gunung Semeru